"HIDUP TAK AKAN PERNA MENDAPATKAN KEDUDUKANNYA MENJADI SEBUAH KEBENARAN YANG UNTUH SECARA OBYEKTIF, HIDUP AKAN TERUS BERLANJUT DAN TERUS BERKEMBANG BERDASARKAN ZAMANNYA TAK ADA YANG ABADI DAN TAK ADA YANG TETAP".

Respon Hari Anti Korupsi dan Hari HAM

Respon Hari Anti Korupsi dan Hari HAM
Gambar ini diambil pada tanggal 9 Desember 2011, Front Perjuangan Rakyat (FPR-SULTENG).

Selasa, 03 Agustus 2010

RINGKASAN DAS KAPITAL

DAS KAPITAL Marx adalah sebuah dari buku-buku yang amat penting dan berpengaruh ditulis. Setiap orang yang mengerti dunia modern  ini, haruslah membaca buku itu. Sayang buku itu rada menjengkelkan. Beberapa dari kesukaran itu tak terhindarkan karena ketidak laziman dan pikiran yang rumit-rumit yang memang tidak mudah dimengerti. Tapi buku itu terlihat menakutkan daripada yang sebenarnya. Terminologi Marx, gaya argumentasinya, mungkin terasa asing mulanya. Beberapa bab pendahuluan bahkan lebih abstrak dan sulit. Tapi pembaca yang tangguh akan memungut faedahnya. 
Tujuan saya dengan penuntun ini, membuat DAS KAPITAL lebih mudah dicerna. Sebagian besar isi penuntun ini terdiri dari bab-bab yang memberikan keterangan mengenai kapital, menjelaskan dan memberikan keterangan mengenai kapital, menjelaskan dan mengidentifikasikan bahaya-bahaya pokok dari argumentasi Marx. Saya telah mencabut bagian-bagian tertentu untuk mengomentarinya secara khusus, apabila Marx memasuki hal-hal kritis dalam analisanya. Atau, ketika ia memasuki masalah-masalah besar yang tidak cukup panjang ditulisnya dimanapun.
Melakukan ini sudah tentu berarti mengadakan penilaian terhadap apa yang penting dan apa pengertian Marx tentang itu. Tapi saya mencoba menguntit teks sedekat dan sebisa mungkin. Dan saya menyerahkannya kepada pembaca mengambil kesimpulan. Sengaja saya menghindari bahasan terperinci mengenai debat tentang interpretasi atas teori-teori Marx, karena penuntun ini hanyalah penuntun untuk DAS KAPITAL, bukan Marxisme seumumnya. Saya punya beberapa referensi untuk memperdebatkan masalah-masalah khusus sebagai awal  bacaan lanjutan. Namun saya  memang tidak berusaha agar buku ini mencakup segala. Sebuah penuntun bagi literatur sekunder yang amat luas akan memenuhi sebuah buku lain lagi.
DAS KAPITAL dapat diperoleh dalam bermacam edisi dengan halaman yang juga bermacam. Bahkan pem-bab-an, pembagian dan pen-jilid-an berbeda-beda (beberapa versi jilid satu, ada yang dipecah menjadi dua jilid). Judul bab yang dipakai penuntun ini, cukuplah untuk membuat pembaca dapat menemukan persamaannya pada bab-bab edisi lainnya. Saya menggunakan edisi Moskow, yang mungkin lebih banyak kemungkinan memperolehnya, ketimbang edisi lainnya. (DAS KAPITAL diterbitkan dalam bermacam cetakan di berbagai negeri). Saya membubuhkan semua referensi menurut Jilid, Bagian, Bab dan Seksi. Jadi tidak menurut halaman. Dengan begitu ia dapat ditemukan di setiap edisi. Mengenai terminologi saya mengikuti terjemahan Jilid Satu dari Aveling dan Moore, seperti yang ada pada Edisi Moskow, karena itu yang telah disetujui Engels. Pilihan seseorang mungkin saja dapat dipersoalkan.
Adanya introduksi (Pengantar) dimaksudkan untuk menempatkan DAS KAPITAL ke dalam konteks kehidupan Marx dengan seluruh karyanya. Ia juga memperkenalkan sejumlah penulis yang sering menjadi rujukan. Lampiran satu adalah suatu bahasan singkat terhadap kata pembuka dan penutup kata Marx dan Engels untuk bermacam edisi dan jilid DAS KAPITAL. Lampiran Dua berisi Manifesto Komunis dan Lampiran Tiga, kata pengantar dan pendahuluan  A CONTRIBITION TO THE CRITIQUE OF POLITICAL EKONOMI. Karya-karya singkat ini dimaksudkan untuk melengkapi DAS KAPITAL. Akhirnya saya juga menyediakan sebuah daftar istilah-istilah Teknis dari Marx.
Saya berterima kasih kepada Janet Brewer dan Paul Bowles atas komentar-komentar mereka yang sangat membantu. Juga untuk Marjorie Lunt atas keterampilan dan kesabarannya mengetik naskah. Mereka tidak dapat dipersalahkan atas setiap kesalahan yang masih tersisa. ***
PENDAHULUAN

Fakta kehidupan Karl Marx cukup dapat diringkas. Ia lahir pada tahun 1818 di Rhineland yang sedang digabung ke kerajaan Prusia. Di tahun 1836, Ia masuk Universitas Berlin. Ia mendapat Doktornya dengan disertasi mengenai filsafat kuno. Dua tahun kemudian Ia editor dua majalah pertama, Rheinesche Zeitung di Rhineland dan kedua, Deutsche Franzosische Jahrbucker, terbitan Paris yang ditujukan pada pembaca Jerman. Kedua-duanya ditutup kekuasaan Prusia karena dianggap melanggar hukum. Marx lalu mundur ke Brussel sebagai buangan. Lalu Ia jadi Editor sebuah majalah baru, Neue Rheinische Zeitung. Tapi kemudian Ia dibuang kembali, kali ini ke London.
Sisa hidupnya, 1849-1883, Ia orang buangan di Inggris. Tidak pernah lagi Ia dapat pekerjaan tetap. Ia lalu hidup dari Warsawa, pembelian orang dan pendapatan tak tetap dari penulisan jurnalisme bebas. Masa terpanjang periode ini ia hidup dirundungi kemiskinan dan penyakit. Tapi sampai pada masa akhir hayatnya, pengaruh politiknya yang tak terabaikan. Kehidupannya yang kelabu dipengasingan adalah yang paling menarik bagi masa kini. Seluruh karena ide dan pikiran-pikran yang dihasilkannya.
Sampai petengahan 1840-an, pandangan Marx dibentuk dan berobah cepat sekali, begitu Ia dapat menyerap berbagai ide dan pikiran dari berbagai sumber. Dallas tahun 1843. Ia jadi socials dan mammillae kerjasama dan persahabatan seumur hidup dengan Frederich Engels dalam mempelajari ekonomi.
Dalam kerjasamanya dengan Engels ia sampai pada suatu pemikiran “materialisme sejarah” – “historis materialism”-, yang IA pegang teguh sampai akhir hayatnya. Masyarakat, katanya berkembang melalui suatu pertumbuhan yang bertingkat-tingkat. Masing-masing tingkat punya stuktur ekonomi yang berbeda-beda. Tingkat paling akhir, kapitalisme. Ia harus digulingkan melalui suatu revolusi yang dipimpin klas pekerja. teorinya yang tak lapuk mengenai sejarah dan program politiknya yang praktis dikaitkan oleh analisisnya mengenai kapitalisme, yang didalamnya dihasilkan dua hal. Pertama, meningkatnya krisis-krisis ekonomi dan kedua, menajamnya polarisasi klas. Sehingga menyusun suatu tingkat baru revolusi yang akan datang.
Ia mulai dengan analisis yang hanya menggambarkan. Ketika yang dipaksa kepengasingan sesudah tahun 1848, Marx menjadi mapan untuk menyelesaikan karyanya. DAS KAPITAL adalah hasil akhirnya.

Dari Hegel ke MATERIALISME SEJARAH    

HEGEL
Ketika Marx masih mahasiswa, kehidupan intelektual Jerman dikuasai oleh filsafat Hegel. Pada mulanya Marx menolak, tapi kemudian ia jadi Hegelian bergairah. Walau kemudian lagi ia menolak banyak pikiran Hegel., namun seluruh jalan pikirannya secara fundamental sekali telah dibentuk Hegel.
Menurut Hegel, sejarah bukanlah sembarang deretan peristiwa, tapi suatu proses yang dapat dimengerti, dikuasai oleh hukum-hukum obyektif, yang hanya terpahami dengan memandang sejarah sebagai suatu keseluruhan. Ia bukannya sebuah kemajuan yang uniform satu arah, tapi suatu proses yang “dialects”. setiap tingkat perkembangannya dikarakterisasi oleh adanya ‘pertentangan’ antar kekuatan yang baku lawan. Ia hanya merukun kembali dalam suatu sintesa yang lebih tinggi ditingkat selanjutnya, namun demi menghimpun pertentangan-pertentangan baru. Dalam garis besarnya, Marx memegang pandangan ini sepanjang hidupnya. Yang ia tolak dari Hegel ialah ‘idealismenya’. Idealisme dalam arti tekhnis. Filsafat adalah pandangan yang menganggap bahwa ’pikiran ‘ atau ‘ide-ide’ adalah primer dan benda-benda fisikal, sekunder. Menurut Hegel, sejarah, pertama-tama adalah cerita tentang perkembangan ‘akal’ atau ’roh’. Setiap periode dan setiap negeri punya perangkat ide-ide sendiri yang berbeda-beda.
Tulisan-tulisan Hegel sangatlah kabur dan dapat ditafsir dalam banyak cara. Filsafat Jerman dalam masa 1830-an dan 40-an dibelah oleh perbedaan pendapat antar berbagai aliran kaum Hegelian. Hegel sendiri ketika itu telah meninggal, sehingga tak serta dalam perdebatan itu. Kaum konservatif menyatakan bahwa negara Prusia merupakan bentuk tertinggi dari akal. Ia suatu titik kulminasi sejarah. Pandangan yang agak bersifat parochial ini dimengerti secara populer dikalangan birokrasi.
Marx, bergabung sementara dengan aliran “Hegelian muda”, sebuah gerakan oposisi yang menekankan pentingnya perubahan yang terus-menerus dan menggerakkan pembangkangan terhadap agama yang sudah mapan. Gaya mereka, seperti digambarkan Isaiah Berlin,’persenyawaan sok ilmiah dengan keangkuhan’, penuh paradoks dari hal-hal yang tak jelas ujung pangkalnya dan sok prasasti yang dibungkus oleh prosa alternatif dari permainan kata (Karl Marx,4th edition-Oxford University Press,1978-hal. 53). Karya-karya Marx yang dini sekali ditulis dalam gaya demikian dan sangat membosankan. Marx tidak pernah benar-benar mencampakkan pengaruh itu, sebagaimana akan terlihat pada beberapa bagian DAS KAPITAL.

SOSIALISME        
Marx juga dipengaruhi tulisan kaum sosialis diawal 1840-an. Pada masa itu, istilah ‘sosialis’ dan ‘komunis’ tidak punya arti yang jelas. Kini ‘sosialisme’ berarti, diatas segalanya, bertentangan dengan ’kapitalisme’. Dan konsep tentang Kapitalisme sebagi suatu bentuk masyarakat yang jelas, tidak ada sampai Marx menemukannya. Penulis-penulis sosialis pada zaman Marx menolak masyarakat yang ada ketika itu, atas dasar moral dan mengemukakan suatu rancangan masyarakat yang lebih baik sebagai ganti. Beberapa dari usul mereka tak tersangkal amat menjengkelkan, walau bukan ini yang menjadi pokok kritik Marx. Ia menolak teori-teori sosialis yang ada di masa itu dan menganggapnya suatu ‘utopi’. Ketika itu Marx telah berpandangan bahwa sejarah dikuasai oleh hukum-hukum yang objektif, yang tidak dapat diubah hanya dengan mengatakan benda-benda itu seharusnya menjadi lain. Seperti apalagi air. Ia tidak dapat mendaki dengan mengatkan ia harus begitu. Walau Marx membenci kapitalis, ia menganggap penghinaan terhadapnya sebagai  tidak kena. Lebih baik menggantinya dengan memperlihatkan bahwa suatu revolusi sosialis adalah suatu keharusan yang logis yang datang dari perkembangan kapitalisme. organisasi dari mayarakat yang akan datang ditentukan oleh rakyatnya sendiri, begitu mereka memasuki era itu, halmana tidak dapat diramalkan secara rinci kini.
Untaian berharga lainnya dari pemikiran Marx datang dari ekonomi-politik (masa itu dinamakan economics). Perkembangan dari ilmu ekonomi Marx akan diulas lebih rinci dibawah. Cukuplah untuk mencatat disini bahwa ia adalah pemula dari ilmu ekonomi pada 1844-5 dengan mengambil banyak anlisis ekonomi penulis lainnya. Pikiran yang esensial diperolehnya dari literatur adalah konsepsi tentang suatu ekonomi yang sistemnya melekat padanya dan dikuasai oleh hukum-hukum objektif. Dalam pandangan baru temuan Marx itu, proses perkembangan ekonomi menggantikan “jiwa” atau ”akal” Hegel sebagai motor sejarah.

1. MATERIALISME SEJARAH  (historical materialism) 
semua pengaruh yang diterima Marx menggabung ke dalam suatu bingkai teori selama tahun-tahun 1844 dan 1845. Marx dan Engels bekerjasama erat sekali masa itu. Kenyataan bahwa mereka menarik ide-ide dari berbagai sumber, tidaklah mengurangi penting atau orizinalitas pencapaian mereka. Semua pemikir besar membangun karya para pendahulu mereka.
Marx, dalam tahun 1844 telah sampai pada suatu ide sentralnya, ketika menulis sejumlah catatan atau naskah-naskah kasar yang dikenal sebagai ‘manuskrip ekonomi dan filsafat’ atau ‘manuskrip Paris’. Disinilah untuk pertama kalinya ia memusatkan sesuatu yang kemudian jadi tema pokok DAS KAPITAL, yaitu hubungan antara kapital dan upah kerja atau kerja upahan, hubungan antara kapitalis dan pekerja, kecuali jika mereka bekerja untuk sang kapitalis. Sesudah menjual tenaga kerjanya, para pekrja itu tidak punya hak atas produk kerjanya. Produk itu sepenuhnya milik sang kapitalis yang mempekerjakannya. Dengan begitu para pekerja itu tetap miskin dan terantung. Sedang si kapitalis jadi kaya terus.
Hubungan antara kapital dan pekerja adalah struktural. Tidak personal, perorangan. Para pekerja itu bukannya ditindas oleh sang kapitalis, tetapi oleh kapital. Yang justru dihasilkan oleh kerja. Tapi perilakunya itu adalah sebagai sekutu yang menindas para pekerja yang menghasilkannya. Dalam istilah Marx yang dipakainya pada 1844 itu, kerja yang ‘dirampok’ atau ‘diasingkan’ (alienated or astranged).
Ditingkat ini perkembangan pikiran Marx sangatlah kuat dipengaruhi Ludwig Feuerbach, seorang filosofis materialis dan pengeritik Hegel. Marx secara khusus mempergunakan ide Feuerbach tentang ‘esensi’ manusia atau ‘makhluk’. Produksi manusia secara alamiah adalah kreatif. Dan menempatkan takluk pada hukum-hukum kapital yang impersonal –tak menyangkut orang- berarti menghancurkan hubungan ilmiah antara produsen dan produk. Seberapa jauh konsepsi ini bertahan dalam karya-karya Marx yang sudah matang, adalah kontroversial. Terminologi didalam karya-karyanya yang kemudian menjadi berbeda, namun ide-ide dari tahun 1844 tetap dapat dibaca didalamnya bagi mereka yang mau.
Tahun berikutnya, 1845, Marx dan Engels bekerjasama untuk sebuah manuskrip yang juga tidak terbit semasa hidup mereka. ‘Ideologi Jerman’-The German Ideology-, karya inilah yang untuk pertama kalinya menampilkan ‘materialisme sejarah’. Ia dianggap sebagai pertanda berakhirnya periode pertama dari evolusi intelektual Marx. Sebuah ide di mana pikiran pikirannya berubah cepat. Sejak tahun 1845 itu ia  bekerja untuk mengembangkan  karangka dasar yang telah di letakan  dalam ideologi Jerman. Buku itu sulit di baca karena argumentasi positifnya  berpalung dengan serangan yang tidak berkesudahan  terhadap penulis penulis lain. Kata pengantar  untuk sumbangan pada kritik untuk ekonomi politik- contribution  to the critique of politikal  economi  adalah pernyataan singkat  yang lebih baik daripada materialisme sejarah.
Di Dalam “Ideology Jerman”  Marx memulai dengan dari fakta-fakta yang sederhana. Untuk hidup manusia harus memproduksi alat-alat  penyambung hidupnya, makan dan lain sebagainya. Untuk melakukan mereka harus bekerja sama  dalam suatu pembagian kerja [Di sini  terlihat betapa konsep tentang  esensi manusia tak di libatkan]. Setiap tingkat perkembangan produksi itu sendiri adalah hasil perkembangan sejarah  dan hasil pencapaian manusia generasi sebelumnya. Perkembangan produksi mengharuskan keterlibatan bentuk-bentuk kerja sama, pembagian kerja dan kerenanya juga organisasi kemasyarakatan. Masyarakat berubah dari serentetan tingkat yang di tandai dengan  berbagai bentuk pemilikan. Pemilikan komunal masyarakat kuno di dasarkan pada peran budak. Pemilikan feodal tanah  atas pemerasan hamba, dan pemilikan perorangan borjuis kapitalis  atas eksploitasi terhadap proletariat dari pekerja upahan yang tak punya milik apa apa. Setiap bentuk produksi merupakan, lebih tinggi dari yang dulu, dan setiap tingkat memberi syarat bagi yang akan datang. Perkembangan kapitalis  menciptakan  pemiskinan proletariat yang semakin meluas dan meningkat, maka itu waktu akan menggulingkan kapitalisme. Komunisme adalah produk sejarah yang tak terhindarkan.    
Peristwa  dan kejadian 1848 merupakan titik  yang menentukan dalam kehidupan Marx. Pada mulanya di Prancis, kemudian   demonstrasi-demonstasi rakyat serta pemberontakan  menjalari seluruh Eropa. DI Dallas dearth Prussia  Bangkok tuntutan rakyat bagi suatu konstitusi baru  yang membatasi kesewenang-wenagan otokrasi. Untuk waktu itu, ini adalah suatu tuntutan yang REVOLUSIONER. sebuah  kongres kemudian di adakan di franfrut  guna menyusun suatu konstitusi baru.dan peristiwa ini tidak begitu revolusioner, dalam arti adanya suatu perubahan yang mendadak dan menentukan,msebagai ganti penciptaan suatu hura hura politik  rezim lama sempoyongan dan baru memuka kesempatan.
Manifesto komunis  untuk liga komunis di tulis dekat  sebelum pecahnya revolusi, dan dalam tahun 1848 itu, Marx kembali ke Jerman, dimana ia menasehatkan menahan diri –moderatioan- .nasehatnya itu di dasarkan bahwa Jerman haruslah lebih dahulu  melewati satu tingkat yang sama dengan revolusi Perancis 1789, sebelum syarat-syarat matang untuk suatu ervolusi komunis.begitu keadaan berbalik, kekuatan radikal Jerman terpecah, dan angkatan bersenjata yang tetap setia terhadap otokrasi dan pemerintah Prusia, pada akhirnya mampu memegang kontrol pada suatu keadaan.dn marx  di buang kembali kali ini ke london.

2.  EKONOMI POLITIK KLASIK
Produk terpenting dari marx  selama di pembuangan adalah DAS KAPITAL.untuk menempatkan das kapital dalam konteks teori-teori ekonomi saat itu, khusus apa yang di namakan marx sebagai  ekonomi politik klasik ,di perlukan pemahaman terhadap karya karya  Adam smith, David Ricardo dan lainya ekonom inggris  di akhir abad ke 18  dan awal abad ke 19 .marx membangun karya  dan sering merujuk pada karya mereka.

NILAI dan NILAI LEBIH
Ekonomi politik klasik, keberadaannya merupakan oposisi terhadap teori-teori yang beraliran merkantilistik abad ke 17 dan 18. Kaum merkantilistik pada pokok mengutamakan perdagangan luar negeri yang dianggap Marx sebagai hal yang sekundair.
Sebagai pedagang, mereka berpikir tipikal kapitalis yang keuntungan datang dari membeli murah –menjual mahal. Yang selangkah lebih maju dari pandangan ini adalah kaum ‘fisiokrat’ prancis abad ke 18. Mereka ini menekankan pentingnya produksi kebanding perdagangan.tapi mereka mengangggap pertanian hanya yang benar-benar produktif. Marx mempelajariteori dan karya kaum merkantilis dan fisiokrat itu dan sewaktu-waktu merujuk pada mereka.
Suatu tema pokok dalam ekonomi politik klasik (didalamnya terdapat karya kaum fisiokrat), adalah pembahasan tentang laba dan sewa dalam pengertian surplus yang datang dari produksi. Ide dasarnya dapat dilihat dalam suatu ekonomi hanya memproduksi satu jenis barang, katakan jagung. Jagung lalu menjadi sebagai bahan makanan dan juga masukan bagi produksi (seperti bibit). Manakala jagung cukup diproduksi untuk mengganti bibit dan untuk memberi makan para produsennya, maka setiap kelebihan adalah SURPLUS, nilai lebih yang akan mendukung klas penguasa yang tak berproduksi beserta orang-orang yang menggelantungkan diri pada mereka (tentara, pegawai, pendeta dlsb).
Pertanyaan yang menarik disini adalah, bagaimana maka surplus itu jatuh ketangan penguasa ?. eksistensi surplus yang fisikal itu, sudah tentu tak dipersoalkan lagi, karena surplus itu dapat dinikmati para produsen itu sendiri. Smith, Richardo, dan Marx, semua memberi jawaban yang sama terhadap pertanyaan itu. Didalam suatu masyarakat kapitalis, surplusnya direbut oleh para pemilik kekayaan, karena mereka cukup kaya untuk membeli alat-alat produksi yang diperlukan (tanah, bibit jagung, dalam contohnya yang sederhana) sedangkan para pekerja tidak dapat berproduksi dengan kemampuannya sendiri dan karena itu harus menerima upah apa sajayang mereka dapatkan. Persaingan untuk mendapat pekerjaan membuat upah tetap saja pada batas minimum. Smith dan Richardo menganggap hal itu sebagai ‘alamiah’ dan ‘abadi’. Tapi Marx menganggap sebagai hal yang sementara karena perkembangan masyarakat.
Persoalan selanjutnya haruslah dipertimbangkan bahwa didalam sistim kapitalis, berbagai barang diproudksi oleh perusahaan – perusahaan tertentu. Setiap perusahaan mengeluarkan uang untuk pembeli alatdan bahan produksi, membayar upah dan menutup pengeluarannya dengan menjual produknya. Seseorang dapat saja berbicara tentng surplus fisikal untuk keseluruhan sistim,  tapi tidak untuk satu-satu perusahaan. Laba perusahaan tertentu bergantung pada biaya yang ia keluarkan dan harga yang ia peroleh. Harga barang dapat berubah dari minggu keminggu atau hari kehari. Maka itu para ahli ekonomi klasik mengembangkan suastu konsep harga ‘normal’ atau ‘alamiah’, atau ‘nilai’ dari sesuatu barang. Surplus yang masuk pada para kapitalis atau pemilik tanah sebagai nilai-lebih adalah kelebihan nilai yang dihasilkan diatas nilai yang diserap oleh biaya-biaya, termasuk upah. Suatu teori niali-lebih punya dua unsur : suatu teori nilai dan penjelasan bagaimana surplus itu disadap dari para pekerja dan dipindahkan kepada para pemilik modal.

ADAM SMITH 
Adam Smith, pengarang dari “THE WEALTH OF NATIONS” (1776) pada umumnya diakui sebagai pendiri ekonomi politik klasik. Ia memberi tekanan khusus pada pembagian kerja sebagai penyebab meningkatnya produktivitas dan kesejahteraan. Pembagian kerja memungkinkan setiap produsen berspesialisasi dan melakukan pekerjaan-pekerjaan khususlebih efisien. Tapi ia dibatasi oleh luasnya pasar, karena pasar kecil tidak menyediakan ruang bagi spesialisasi. Bagitu kekayaan dan populasi bertumbuh, cara transportasi berkembang maju, dan pasar berkembang meluas, kesemuanya lalu memungkinkan pembagian kerja yang lebih terperinci. Dan dengan begitu penghasilan kekayaan semakin besar. Pertumbuhan ekonomi adalah proses akumulatif dimana setiap langkah dari perluasan pasar menyediakan basis untuk pertumbuhan selanjutnya. Marx menemukan ide tentang proses perkembangan ekonomi yang terus menerus dari smith dan menjadikannya landasan bagi analisanya tentang kapitalisme.
Harga ‘alamiah’ setiap produk, manurut Smith adalah sedemikian rupa sehingga ia menutup pengeluaran-pengeluaran untuk upah dan sewa serta menghasilkan laba pada rate pasar yang berjalan. Ia punya analisa pasar yang luar biasa baiknya. Tenaga-tenaga pasar cenderung membawa harga ke garis harga yang ‘alamiah’. Manakala harga pasar tinggi, laba juga akan tinggi. Para produsen kan ditarik ke wilayah bisnis. Suplai dengan demikian juga akan mengakar, sedang harga akan ditarik turun kembali. Sebegitu jauh dan baik, maka Marx telah mengambil banyak dari analisis itu.
Perlakuan Smith terhadap penentuan upah, laba dan sewa lebih banyak dipersoalkan. Nilai, katanya, ditentukan dengan mempertambahkan upah, laba dabn sewa. Pada waktu bersamaan, katanya pula, upah, laba dan sewa tergantung pada jumlah keseluruhan nilai yang telah dihasilkan. Dan nilai akan ditemukan dengan membagi mereka. Argumentasinya memutar. Teori Smith tentang laba bagaimana pun sangat lemah. Katanya, laba ditentukan oleh atau melalui ‘kompetisi’ tapi ia tidak menyediakan analisis yang koheren bagaimana itu terjadi.

DAVID RICARDO
David Ricardo, seorang pedagang surat-surat berharga dan anggota Parlemen Inggris adalah seorang tokoh lainnya dari dunia ekonomi politik klasik. Karyanya “PRINCIPLES OF POLITICAL ECONOMY AND TAXATION”—prinsip-prinsip ekonomi dan pajak—adalah suatu upaya untuk memilah-milah kerangka dasar pemikiran Adam Smith dari kekurangan.
Nilai komoditi menurut Ricardo, ditentukan oleh seberapa banyak tenaga kerja diperlukan untuk menghasilkannya (dengan beberapa pengecualian dibawah). Suatu perubahan upah, tidak akan berubah nilai. Tapi ia merubah sebagian besar dari nilainya yang dihasilkan dan yang akan menunjang seluruh lawan dari laba. Jika upah naik, maka laba menurun. Namun jumlahnya tetap sama. Nilai dari hasil ¾ output—dapat diukur secara bebas dengan cara bagaimana ia dibagi-bagi.
Sesudah mengetahui prinsip ini, kesukaran masih tetap. Pengembalian dari uang yang ditanam, mestilah sama untuk bermacam-macam industri. Sebab jika tidak, kapital akan mengalir kepada yang lebih menguntungkan seperti juga keterangan Smith. Dimanapun jumlah kapital yang ditananm, iapunya sangkut paut dengan para pekerja yang dipekerjakan, semakin tinggi pula pembagian laba. Maka itu lebih diperluikan harga yang lebih tinggi supaya ia menghasilkan pengembalian kapital yang layak. Harga-harga, karenanya tidak dapat seimbang dengan permintaan tenaga kerja. Richardo mengakhiri keterangannya dengan alasan bahwa nilai, sebagian besarnyaditentukan oleh tenaga kerja dan bersandar kembali pada posisi dan pandangan Smith.
Marx mengeritik rochardo atas kegagalannya dalam hal ini dan memberikan pemecahannya sendiri, dengan melibatkan sikapnya terhadap ‘nilai’ dan harga ‘alamiah’ (harga produksi dalam istilh Marx) sebagai hal-hal yang sangat berbeda. Nilai ditentukan oleh kerja yang terkandung didalam produksi, sebagai suatu definisi. Upah dan laba ditentukan oleh atau dengan membagi nilai yang diproduksi seluruh ekonomi. Dan harga produksi ditentukan dengan menambah laba dan upah untuk setiap barang secara terpisah. Demikian menurut Smith. Sedang sirkulasi ia hindari (walau pemecahan yang diajukan Marx, menimbulkan masalah tersendiri).
Masalah sewa tetap tinggal sebagai hal yang harus dijelaskan. Menurut richardo, sewa itu timbul karena berbagai  bidang tanah dengan berbgai macam taraf kesuburan. Harga produk pertanian haruslah cukup tinggi, agar tanah yang paling buruk dapat menghasilkan laba bagi petani di dalam rate yang berlaku. Karena, jika tanah tidak menguntungkan, ia tidak akan ditanami. Dan tanah yang lebih baik yang akan menentukan sewa, karena petani akan bersaing untuk menggunkannya. Sedang si pemilik tanah dapat meminta sewa yang demikian. Marx mengambil oper teori ini, mengembangkan dan mengolahnya secara tersendiri sampai pada bagian-bagian  akhir Das kapital, walau ia menganggapnya sebagai masalah kedua.
Marx menganggap Smith dan Richardo sebagai perwakilan terbaik dari dunia Ekonomi Politik. Sesudah Richardo, para ahli ekonomi jika tidak menyalin ide-idenya, mereka hanya cenderung menekankan pentingnya ‘suplai dan permintaan’ sebagai penentu harga. Mereka tidak menceritakan kisah-kisah yang masuk akal mengenai pasar-pasar tertentu, tapi meninggalkannya tanpa analisis yang koheren tantang upah, laba dan sewa bagi keseluruhan sistem. Marx menamakan mereka itu sebagai “ekonom vulgar” dan memperlakukan mereka semaunya. Sebenarnya, adalah mungkin untuk memberikan perhitungan yang koheren bagi keseluruhan sistem ekonomi dalam pengertian suplai dan permintaan, seperti yang telah diperlihatkan Walras pada 1870-an. Tapi ketika itu kesehatan Marx jatuh, dan tidak sempat memperhatikan karya-karya Walras. Marx mungkin saja tidak setuju seandainya dia tahu hal itu.

U A N G  
Demi kelengkapan, diperlukan suatu pembicaraan singkat mengenai ekonomi keuangan yang sedang berkembang dalam isolasi relatif dari teori-teori nilai dan nilai lebih. Uang dizaman Marx, didasarkan pada emas (paling sedikit di Inggris dan pusat-pusat kapitalis besar lainnya). Uang kertas telah beredar da dapat ditukarkan dengan emas. Dan mata uang emas juga beredar. Menurut Marx, nilai uang juga langsung terkait pada nilai emas. Dan emas itu bergantung pada para pekerja yang diperlukan untuk menghasilkan emas itu. (disaring dari tambang emas). Jadi sama dengan komoditi lain. Dalam hal ini Marx berbeda dengan teori-teori sebelum, ‘teori kuantitas uang’ yang mengaitkan nilai uang pada kuantitasnya dalam sirkulasi. Menurut teori itu, kuantitas uang menentukan nilainya. Menurut Marx, ia berjalan terbalik. Nilai uang yang justru yang menentukan kuantitasnya dalan sirkulasi.
Perdebatan mengenai keuangan dipertengahan abad ke-19 terpusat pada dampak dikeluarkannya uang kertas.uang kertas itu bukannya tidak ditukarkan, atau tidak ditukarkan kini, tetapi berjanji akan membayar. Janji ini diberikan bank perorangan yang mengeluarkannya dan dapat p[ula ditebus dengan emas (dalam bentuk emas). “The Currency School” adalah aliran yang lebih menyukai adanya pembatasan pengeluaran uang kertas, karena pengeluaran yang terlalu banyakakan membawa akan kenaikan harga yang akan diikuti krisis keuangan “The Banking School” aliran yang tidak melihat adanya bahaya demikian. Dasar mereka ialah setiap[ kelebihan pengeluaran uang kertas akan kembali kepada Bank yang mengeluarkannya untuk disimpan atau ditukar dengan emas. Dalam hal ini Marx menyokong “The Banking School”. Ia berpendapat bahwa krisis finansial adalah simpton dari masalah yang lebih fundamental yang tidak ada sangkutannya dengan kelebihan pengeluaran uang kertas.

3. PEMBUATAN KAPITAL  (The making of  capital)

Perkembangan Ilmu Ekonomi Marx
Pada tahun 1840, Marx sudah sampai pada suatu pandangan tersendiri terhadap kapitalisme sebagai suatu jenis ekonomi yang jelas, dengan suatui jangka hidup terbatas. Pada taraf ini ia mengambil teori ekonomi lain-lain orang yang sudah jadi, menafsirnya kembali dan menempatkan teori-teori itu kedalam sistem yang membentuk sendiri. Bagian-bagian ekonomi dari tulisannya ECONOMIC AND PHILOSOPHIE MANUSCRIPTS, -Manuskrip Ekonomi dan filsafat-1844, pada pokoknya terdiri dari kutipan-kutipan Adam smith dan lainnya. ‘Wage labour and capital’ – kerja upahan dan kapital-, terbit tahun 1849 didasarkan pada kuliah-kuliah yang diberikan pada 1846-47 pada pokoknya mesih bersifat Smith dalam struktur keseluruhannya, walau Marx bersikap selektif. ‘Kerja upahan dan kapital’ kadang-kadang terasa sebagai pemula untuk memahami Das kapital, walau sesungguhnya ia menampilkan suatu teori yang rada berbeda. Ia harus dibaca dengan kehati-hatian yang khusus, karena Engels-lah yang telah mengolahnya sesudah Marx meninggal demi memberikan kemiripan pada kematangan karya Marx. THE POVERTY of PHYLOSOPHY (1847), sungguh banyak mengutip Richardo dan juga dari kalangan “Sosialis richardian”, sebuah kelompok para penulis radikal Inggris.
Dalam 1850-an di London pembuangan Marx kembali lagi ke ilmu ekonomi. Pertanda penting dari pemikiran Marx masa ini adalah naskah yang telah ditulis pada 1857-58 yang diterbitkan tahun 1933, lama setelah ia meninggal dengan GRUNDRISSE (foundations). Dasar naskah ini jelas tidak untuk diterbitkan karena sulit dibaca. Isinya melompat dari suatui subjek ke subjek lainnya tanpa perencanaan yan jelas. Namun dalam kekacauannya, Grundrisse mengandung semua tema pokok yang ada dalam Das kapital. Dipertengahan 1850-an, kita melihat sudah mematangnya ilmu ekonomi Marx. Pentingnya Grundrisse bagi pembaca moderen tidak terletak pada ilmu ekonomi Marx, yang secara l;ebih baik yang dikemukakan dalam Das kapital, tetapi didalam keterangan filsafati yang terjalin di dalam grundrisse, yang jelas lebih banyak keHegelannya daripada dalam Das kapital. Grundrisse juga merupakan sebuah jembatan antara Das kapital dengan karya-karya filsafat Marx yang dini.
Kewajiban Marx selanjutnya, menemukan jalan untuk mengemukakan teori yang baru, dalam hal mana ia mengalami kesukaran. Ketika ia memulai dengan ‘A  CONTRIBUTION  to the CRITIQUE of  POLITICAL ECONOMY’, diterbitkan 1859, sebuah karya yang ternyata tidak lebih dari cicilan pertama. Kekecewaan muncul dari kalangan sahabat-sahabatnya, karena karya itu hanya berurusan dengan hal pertukaran dan uang dan tidak berbicara apa-apa tentang hubungan kapital dengan tenaga kerja. Kepada Engels, Mrax menulis gambarannya mengenai Das kapital yang memerlukan 6 jilid, mencakupi hal-hal kapital tentu, kerja upahan, pemilikan tanah, negara, perdagangan internasional, dan pasar dunia. Yang pertama tentulah hal kapital yang berkembang menjadi 3 jilid (ditambah 3 jilid lagi mengenai teori nilai lebih) yang tidak pernah selesai, sedang sisanya yang 5 tidak pernah dimulai bahkan.

KAPITAL 
Sebagian penulisan Das kapital dikerjakan dalam petengahan 1860-an. Marx menulis rancangan naskah untuk ketiga jilid bersamaan dengan jilid ke-4 mengenai sejarah dari pemikiran dan ide-ide ekonomi (cukup banyak dan luas untuk memenuhi 3 jilid,ternyata ketika akhirnya diterbitkan dengan THEORIES OF SURPLUS VALUE – Teori-teori nilai lebih ). Caranya ia menulis, memulai dengan beberapa naskah kasaran tentang tiap topik, kebanyakan ekstrak dari penulis-penulis lain dan sumber-sumber fakta, laporan parlemendan sebangsanya. Dalam naskah rancangan selanjutnya, ia menyusun kembali bahan-bahan, membuangi banyak kutipan, kecuali dari mana ia mendapatkan faktual atau ilustrasi untuk bagian-bagian terpenting. Di dalam bagian-bagian yang tak selesai dari jilid 1,2 dan 3, marx mengikuti naskah-naskah rancangannya terdahulu dan tetap tinggal begitu dalam versi yang diterbitkan. Dalam jilid 1, Marx membuat pernyataan terima kasih atas sumbangan para pendahulunya dengan mengutip pernyataannya terdahulu, bahwa ia dapat menemukan setiap ……yang penting. (catatan ini dapat membingungkan pembaca yang tidak awas akan maksudnya).
Marx juga membarikan waktu panjang untuk mengolah struktur Das kapital, dan hasilnya tidak seperti grunrisse. Setiap konsep diantar, dijelaskan dan ditegaskan. Tatanan seperti ini, bagaimanapun punya kekurangan. Sebagaimana ditulis oleh Marx dalam “kata penutup” pada jilid satu edisi Jerman: ‘metode penyampaian tentu berbeda dari benetuk  penelitian. Yang terakhir haruslah menyusun bahan secara rinci …..hanya setelah pekerjaan ini selesai, semua gerak yang sesungguhnya dapat digambarkan secara memadai. Jika ini dikerjakan memadai. Jika ini dikerjakan dengan baik, barulah dapat ditampilkan hal  seperti yang kita alami sebelumnya, yaitu suatu konstruksi yang a priori yang murni.
Masalah yang dihadapi Marx dalam pengembangan dan penympaian nalisanya tentang kapitalisme, bertolak dari kerasnya permintaan teori sejarahnya. Dalam arti istilah uitu, kapitalisme adalah suatu “bentuk produksi yng dibatasi oleh suatu struktur dasar yang spesifik, mengenai hubungan-hubungan produksi yang melibatkan dua klas, pemeras dan yanmg diperas. Dan kapitalisme adalah suatu ‘bentuk yang terkahir’ . Semua sosok penting masyarakat dibentuk oleh sistem produksi yang dominan (tidak seluruhnya ditentukan). Dan setiap bentuk itu punya hukum-hukum yang melekat padanya. Ia memelihara atau memproduksinya kepada pergantian bentuk yang selanjutnya. Untuk memasang analisa kapitalisme ke bingkainya, Marx harus mengidentifikasi struktur dasar kapitalisme dan menyimpulkan hukum-hukum gerak sistem dari struktur itu. Teori ini dalam perkembangannya harus berpindah dari yang ‘abstrak ke yang konkrit’, dari konsep kapitalisme abstrak ke kapitalisme yang sungguh berlaku pada masyarakat tertentu.
‘Metode Penyelidikan’ atau proses penelitian tidak dapat mengikuti pola ini. Konsep-konsep abstrak tidak dengan sendirinya berlaku. Ia hanya dapat diuji dengan  melihat apakah ia diperuntukan bagi pelukisan gerak ‘gerak aktual’ yang sebenarnya. Dan tidak melompat begitu saja dari kepala teoritisi ? ia dikembangkan melalui proses yang menyakitkan, melalui uji-coba-pembenaran, talaahan, menyadap dan mengeritik teori-teori yang ada. Dan melalui saling pengaruh antara teori dan bukti. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang menulis komentar yg tidak senono dengan etika merusak moral dan berbau SARA.