SATU: MEKSIKO
Comañeros del arado
y de toda herramienta
nomás nos queda un camino
i agarrar un treinta-treinta!
Saudara-saudara semua
membajak dan membuat erkakas
hanya ada satu cara sekarang:
senapan di tangan kita!
“Lagu Karabin 30-30”
Ketika Revolusi Meksiko pecah mengejutkan dunia pada tahun 1910, ia menarik perhatian banyak orang: “begitu banyak suara – semuanya lemah dan senyap – telah meramalkannya” (Paz, 1961, 136). Selama lebih dari seperempat abad diktator Meksiko Porfirio Díaz memerintah negerinya dengan tangan besi demi kepentingan kemerdekaan, pemerintah, dan kemajuan. Kemajuan berarti pembangunan industri dan komersial yang cepat; kemerdekaan berarti mengakui usaha individual swasta, dan perintah dijalankan melalui suatu kebijakan memberi ganjaran ekonomi bergantian dengan represi – taktik terkenal Díaz yang bernama pan y palo (roti dan pentungan). Selama beberapa bulan pemberontakan meningkat di mana-mana, di bawah dorongan pemberontakan Fransisco Madero melawan sang diktator yang telah lama berkuasa. Pada bulan Mei 1911, Díaz pergi mengasingkan diri ke Prancis. Revolusi telah dimulai dengan sungguh-sungguh. “Madero,” ia berkata, “telah melepaskan seekor harimau, mari kita lihat apakah ia dapat mengontrolnya.”
Dengan hak istimewa untuk meninjau ke belakang, kita sekarang dapat melihat bahwa banyak penyebab-penyebab revolusi memiliki asal-usulnya tidak dari periode kediktatoran Díaz, tetapi dari suatu periode yang lebih awal ketika Meksiko masih berupa Spanyol Baru dan sebuah koloni dari Spanyol sang nenek moyang. Ketika Meksiko memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1821, ia juga mewarisi sekumpulan masalah yang khas, di mana Spanyol tak sanggup dan enggan memecahkannya dan hal itu diwariskan secara utuh pada republik baru ini.
Semua masalah ini pada pokoknya diperoleh dari pertemuan awal sebuah populasi Indian dengan segerombolan penakluk yang mengambil Amerika Tengah atas nama kerajaan Spanyol. Untuk menggunakan tenaga kerja Indian, orang-orang Spanyol memperkenalkan suatu sistem perkebunan besar-besaran yang bernama hacienda.
Perkebunan-perkebunan besar atau hacienda ini memperoleh para pekerja Indian terutama dari dua sumber: satu, pasokan pekerja yang menetap, diikat pada hacienda melalui kerja paksa karena hutang, dan orang-orang Indian yang tak meneta yang terus tinggal di komunitas-komunitas Indian yang mengelilingi hacienda-hacienda, tetapi memperoleh pendapatan mereka yang terus meningkat dari perkebunan.Tujuan Hacienda adalah komersial, menghasilkan produksi agrikultur yang menghasilkan atau produk-produk ternak yang akan dijual ke kamp-kamp pertambangan atau kota-kota terdekat; pada saat yang bersamaan hacienda-hacienda itu segera menjadi dunia kemasyarakatan terpisah di bawah tanggung jawab pendirian sosial dan aspirasi-aspirasi para pemiliknya. Para pekerja seringkali dibayar setimpal, juga dihargai di mana terjadi jual-beli di toko hacienda atau melalui menggunaan bidang-bidang tanah di mana mereka diijinkan bertani untuk penghasilan mereka sendiri. Kedua cara mengikat para pekerja pada Rumah Besar dengan lebih terjamin, di mana pemilik hacienda menjalankan kekuasaan besarnya. Pada tahun 1810, tak lama sebelum orang-orang Spanyol menjalani kepergiannya, ada sekitar lima ribu perkebunan besar demikian, seperempatnya menghasilkan ternak. Peternakan-peternakan ini lebih khas di daerah utara yang kering di mana hujan rintik dan tumbuh-tumbuhan yang sedikit juga menghalangi menghalangi pertumbuhan populasi Indian yang cukup besar di masa pra-Spanyol. Rata-rata, ternak secara relatif membutuhkan beberapa penggarap. Perkebunan agrikultur bagaimanapun secara umum berlokasi di pusat jantung negeri, tempat di mana populasi Indian selalu banyak dan padat. Hal ini berarti juga, hacienda-hacienda tersebut didorong untuk membagi tanah dengan komunitas-komunitas Indian. Di bawah hukum Spanyol, hal ini memperoleh perlindungan khusus dari negara. Mereka memperoleh status legal korporasi, dan masing-masing komunitas diizinkan memelihara sejumlah tanah yang ditetapkan di bawah pengaturan komunal mereka sendiri, sebaik aturan komunal mereka sendiri yang mandiri. Kenyataannya, banyak komunitas kehilangan tanah mereka untuk hacienda-hacienda, dan banyak penguasa komunal lokal dijatuhkan kekuasaan para pemilik hacienda menggunakan kekuasaan mereka yang ada di sekitarnya. Meskipun begitu masih ada sekitar lebih dari empat sampai lima ratus tanah komunitas Indian yang otonom tahun 1810 (McBride, 1923, 131), dan bahkan suatu otonomi terbatas telah mengijinkan mereka mempertahankan banyak pola kebudayaan tradisional Indian. Hal ini berubah-ubah dari satu komunitas ke komunitas yang lain; tak ada keseragaman dalam kebudayaan Indian, sebagaimana tak ada bahasa Indian yang satu. Masing-masing komunitas memelihara kebiasaan dan bahasa mereka sendiri, dan mengelilingi diri sendiri dengan suatu dinding ketidakpercayaan dan permusukan terhadap orang asing. Tatanan komunitas yang demikian memunculkan sikap patuh terhadap suatu lembah hacienda dari mereka, tetapi mereka juga memelihara satu rasa yang kuat atas budaya dan sosial mereka secara terpisah dari populasi hacienda. Demikianlah Meksiko muncul pada periode kemerdekaannya dengan tanah-tanah pedesaan serta pertentangan antara perkebunan-perkebunan besar di satu sisi dan komunitas-komunitas Indian di sisi lain – kesatuan keduanya, bagaimanapun dihubungkan secara ekonomi, tetapi menyisakan tatanan yang bertentangan secara sosial dan politik. Tampak dari sudut pandang tatanan sosial yang lebih besar, masing-masing hacienda memerintah suatu negara di dalam negara; masing-masing komunitas Indian menggambarkan suatu “republik Indian” kecil di antara “republik-republik Indian” yang lain.
Di dalam lahan-lahan hacienda dan repubil-republik Indian berdiri kota-kota, bertempat tinggal para pedagang yang measok hacienda dan pertambangan, para pejabat yang mengatur hak-hak istimewa dan pembatasan-pembatasan, para pendeta yang mengatur ekonomi keselamatan. Dari toko-toko, kantor-kantor, dan gereja-gereja mereka terulur jaringan ekonomi yang memasok tambang-tambang dan membawa biji besi mereka: jaringan birokratis yang mengatur kehidupan did aerah pedalaman; dan jaringan rohaniawan yang menghubungkan pendeta-pendeta gereja dengan hierarki pusat. Di bawah bayang-bayang istana dan katedral, bagaimanapun ada yang mengerjakan kerajinan-kerajinan yang memasok orang-orang berkelebihan dengan kesenangan dan kemewahan suatu dunia kolonial baroque, pasukan pembantu, dan banyak orang-orang urban miskin.
Ini merupakan suatu masyarakat yang diatur di sekeliling suatu perlindungan atas hak-hak istimewa yang khusus. Juga merupakan satu dari masalah-masalah terpenting yang diwariskan oleh koloni pada si republik merdeka. Pada tahun 1837, Jose M.L. Mora yang liberal menulis bahwa satu dari sumber-sumber terbesar kesulitan itu terletak di dalam kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk oleh konstitusi negara lama. Hal ini dibayangkan dan tetap dibayangkan sebagai salah satu semangat korporat yang utama, didirikan di antara semua kelas-kelas sosial yang secara kuat melemahkan dan menghancurkan semangat nasional. Apakah oleh rancangan yang disengaja atau seperti hasil tak terduga dari penyebab-penyebab yang tak diketahui yang sekerang bekerja, dalam negara Spanyol tua ada satu tendensi yang nampak untuk menciptakan korporasi-korporasi, menumpuk di atas mereka hak-hak istimewa dan pembebasan dari hukum yang berlaku; untuk memperkaya mereka dengan sumbangan-sumbangan dari kehidupan atau melalui pembagian wasiat; untuk memberi mereka apapun, yang akan membawa pada bentuk tubuh yang sempurna dalam ideologinya, lengkap dalam organisasinya, dan berdiri sendiri dalam status legal hak-hak istimewanya dan dalam cara-cara penghidupan yang telah ditetapkan dan ditempatkan dalam bagiannya ... Tidak hanya apakah kependetaan dan milisia memiliki kode-kode legal umum, yang dibagi-bagikan di antara biarawan dan angkatan laut di kasus kedua; Inkuisisi, Unibersitas, Pencetak Uang, harta milik Marques del Valle, perkebunan-perkebunan besar menjamin melalui putera mahkota, pertemanan, dan bahkan gilda-gilda memiliki hak-hak sitimewa dan kebajikan-kebajikan mereka sendiri, dalam satu kata: keberadaan mereka yang terpisah. Jika kemerdekaan datang empat puluh tahun yang lalu, seseorang lahir atau hidup di dalam negara tak akan memiliki penghargaan dengan cara apa pun sebagai seorang Meksiko, dan akan menganggap dirinya sendirian dan terisolasi dari dunia, jika hanya satu yang ia miliki ... mendiskusikan kepentingan nasional dengannya akan seperti bicara dalam bahasa Yahudi; ia tak tahu dan tak akan mengetahui yang lain lebih jauh dari sekedar korporasi atau korporasi-korporasi yang ia miliki dan ia akan bekerja untuk menjaganya terpisah dari sisa masyarakat (1837, Vo. 1, hal. xcvi-xcviii).
Dalam konteks ini Mora seharusnya juga menyebut komunitas-komunitas Indian, korporasi-korporasi yang secara legal sama dengan bentuk-bentuk lain yang telah disebutkan. Setiap aturan hak-hak istimewa, menjadikan mereka di tingkat tinggi bagi para pedagang dan tingkat rendah bagi orang-orang Indian, yang diberi monopoli dalam mencari penghasilan. Seperti semua monopoli, mereka akan dijalankan melawan pesaing-pesaing yangd atang dari kelompok kepentingan atau kelas yang sama; tetapi seperti semua monopoli juga, mereka akan dijalankan juga melawan penuntut “dari bawah”, melawan semua yang berharap ikut berpartisipasi dalam proses sosial dan ekonomi, tetapi dilucuti darinya oleh sifat rintangan yang bermacam-macam dari hak-hak istimewa khusus. Struktur hak-hak istimewa khusus ini disumbangkan lebih kompleks di masa Spanyol Baru melalui diskriminasi-diskriminasi, diakui oleh hukum, melawan semua bagian-bagian populasi yang tak dapat dilacak asal-usul mereka baik dari orang-orang Spanyol maupun dari orang-orang Indian. Ini disebut juga kasta-kasta, didapatkan dari penyatuan orang-orang Indian, Negro dan Spanyol, kemudian menjadi suatu bagian yang cukup besar dari keseluruhan penduduk dan bertanggung jawab mengisi jabatan-jabatan ekonomi, politik dan religius pada struktur yang tergantung pada hak-hak istimewa. Struktur hak istimewa yang lahir demikian kemudian menjadi bertambah oleh suatu kejahatan sosial tersembunyi orang-orang yang tak memiliki hak istimewa. Ada hubungan kecil antara hukum dan kenyataan di masa utopian Spanyol Baru. Kerajaan berkeinginan menolak para kolonis yang memasuk buruhnya sendiri; para kolonis memperolehnya secara ilegal dengan melampirkan peon pada orang dan tanahnya. Undang-undang kerajaan mendukung monopoli perdagangan keluar-masuk koloni yang mengalir dengan baik; tetapi sepanjang sisi-sisi hukum, bergerak para penyelundup, pencuri ternah, bandit, pembeli dan penjual hasil produksi gelap. Untuk membutakan mata hukum, muncul banyak juru tulis, pengacara, perantara, penjual yang berpengaruh dan agen-agen rahasia ... Di dalam suatu masyarakat yang demikian, bahkan setiap hari transaksi-transaksi akan bernada ilegalitas; namun ilegalitas demikian merupakan bahan dari mana masyarakat demikian diciptakan. Transaksi-transaksi gelap meminta agen-agen mereka; tentara yang kehilangan sumber alternatif pekerjaan, menyediakan agen-agen semacam ini. Demikian pasang-surut ilegalitas dan kekacauan siap menelan negeri yang mempertahankan dengan penuh bahaya ilegalitas dan hak-hak istimewa tersebut (Wolf, 1959, 237).
Namun di waktu bersamaan, secara paradoksal masyarakat tak akan berjalan tanpa mereka. Demikianlah ketika masyarakat melepaskan pada mereka bisnis informal dan yang tak diakui, mereka menjadi broker-broker dan penyebar transaksi-transaksi yang berlipat-lipat yang menybabkan darah mengalir melalui urat-urat nadi organisme sosial. Di bawah lapisan formal pemerintahan kolonial dan organisasi ekonomi Spanyol, jari-jari mereka menyusun jaringan hubungan sosial dan komunikasi melalui hal-hal di mana orang-orang mandiri ini akan menjembatani jurang di antara institusi-institusi formal (1959, 243).
Masyarakat kolonial demikian menetaskan suatu lapisan sosial yang tercerabut yang mengisi posisi-posisi strategis tertentu ke dalam sistem sosialnya. Posisi-posisi ini akan berlaku seperti pengungkit ketika mereka mulai membuat tuntutan-tuntutan atas golongan sosial di mana mereka menemukan diri mereka sendiri; kemarahan akan menjadi bahan bakar sosial dan psikologikal di belakang tuntutan-tuntutan mereka.
Gerakan kemerdekaan memiliki aspek-aspek yang hampir berkontradiksi dan saling berhubungan. Yakni, sebagian dari itu, suatu tuntutan wilayah pinggiran melawan pusat birokrasi. Ini dimulai di wilayah industri agrikultur komersial Bajio sebelah barat laut Mexico City dan di provinsi-provinsi bagian selatan ibukota. Secara sosial dan militer mereka mengharapkan kontrol atas poros birokrasi di Mexico City, dan garis hidupnya pada pelabuhan Veracruz yang menghubungkannya dengan Spanyol. Hal itu juga, sebagian yang lain, suatu gerakan militeris melawan cengkraman administrasi terpusat, tanpa memperhatikan apakah mereka berjuang atau melawan pemberontak. Spanyol Baru menyandarkan diri pada kontrol internal dan pertahanan eksternal dalam suatu kombinasi pasukan Spanyol dengan pasukan yang direkrut dari dalam negeri. Prajurit domestik, dimunculkan secara besar-besaran oleh para pedagang dan tuan tanah, digabung untuk memperoleh perlindungan hak-hak istimewa yang khas di muka hukum secara militer dan sebagai suatu cara menambah status sosial melalui titel dan seragam militer. Perang kemerdekaan, bagaimanapun memberi para prajurit part time rasa pertama kekuatan militer an kepentingan pribadi untuk memperoleh latihan, dengan demikian tersedia dasar untuk tumbuhnya suatu strata penguasa militer yang mewabah di masyarakat Meksiko selama lebih dari satu abad.
Gerakan kemerdekaan juga, di tempat ketiga, merupakan suatu gerakan reformasi sosial. Unsur ini semakin jelas ketika pemimpin pemberontakan diambil alih oleh kepala desa José María Morelos y Pavón. Pada 17 November 1810, ia memproklamasikan akhir dari sistem diskriminasi kasta-kasta; mulai sekarang bagi semua orang Meksiko – apakah Indian, kasta-kasta, atau orang-orang Kreol berorang tua Spanyol yang lahir di Amerika – secara sederhana disebut sebagai “orang Amerika”. Ini menjadi akhir perbudakan dan menjadi penghormatan khusus bagi orang Indian. Tanah yang diambil dari komunitas-komunitas Indian dikembalikan pada mereka. Kepemilikan orang-orang Spanyol dan Kreol Hispanofil diambil dari keduanya:
Semua orang kaya, bangsawan, pejabat tingkat pertama diperlakukan sebagai musuh, dan secepat suatu perkampungan ditempati, milik mereka diambil dari mereka dan dibagi-bagikan dalam bagian yang sama di antara warga miskin dan keuangan militer ... tidak juga perkakas atau perhiasan dan kekayaan gereja dibebaskan dari hitungan ... semua musuh-musuh adat, rumah jaga dan bangunan keluarga-keluarga raja dirobohkan, semua arsip-arsip dibakar dengan perkecualian catatan jamaah gereja, seolah itu semua merupakan harta benda orang asing tanpa mengecualikan barang mewah atau sekedar tembakau. Kantor-kantor para pemilik hacienda kaya, tambang-tambang dan pabrik gula dihancurkan, hanya mempertahankan benih dan bahan makanan ... Hacienda-hacienda yang lebih besar dari dua liga dihancurkan untuk memajukan agrikultur skala kecil dan distribusi kekayaan, karena manfaat positif agrikultur terletak dalam pemberian kerja yang banyak di atas sepotong lahan mereka sendiri di mana mereka bisa mempergunakan buruh dan industri mereka, daripada dapam kepemilikan sesorang atas hak milik luas yang tak produktif, menjaga ribuan orang dalam perbudakan sedemikian rupa sehingga setiap hari para pekerja atau budak mereka dapat mengolahnya di bawah paksaan padahal mereka bisa mengerjakannya sebagai pemilik suatu lahan terbatas dalam kebebasan dan untuk kebaikan masyarakat (dikutip dari Cué, 1947, 44).
Pemberontakan yang demikian tak hanya merupakan suatu reaksi melawan kontrol oleh kota besar dan suatu perkembangan kekuatan militer, hal ini juga merupakan “suatu pemberontakan agraria yang masih dalam kandungan” (Paz, 1961, 123).
Ini juga merupakan aspek ketiga yang terbukti menentukan dalam membentuk jalannya pemberontakan. Dengan cepat hal itu menjadi jelas di mana pemberontakan juga merupakan suatu perang orang miskin melawan hak-hak istimewa yang teralah berurat-berakar; tentara, Gereja, dan para tuan tanah besar menjadi pendukung kerajaan Spanyol dan menghancurkan pemberontakan. Morelos sendiri dieksekusi tahun 1815. Namun beberapa tahun kemudian Spanyol sendiri mengambil suatu konstitusi liberalis yang terutama bercita-cita pada pemisahan Gereja, dan elit Kreol didorong untuk membelah jalan tersebut serta memunculkan dukungan pada kemerdekaan. Meksiko menjadi negara merdeka pada tahun 1821, menjalankan dengan sungguh-sungguh pemeliharaan hak milik dan hak-hak istimewa khusus untuk staf pegawai, Gereja, tokoh-tokoh tuan tanah, dan tentara. Para prajurit yang memotong ikatan dengan Spanyol demikian itu mendirikan suatu dasar rejim militer dengan sungguh-sungguh yang belum pernah ada di negara tersebut sebelum tahun 1810 dan meningkatkan kepentingan para prajurit atas hubungannya dengan aristokrat gereja dan birokrasi wakil kerajaan (Cué, 1947, 60).
Gerakan kemerdekaan yang telah dimulai dengan tuntutan reformasi sosial diakhiri dalam kekuasaan elit. Ini benar khususnya pada perkebunan-perkebunan besar. Tak ada hal lain di mana usaha reformasi dibawa melalui cara ini pada abad kesembilan belas, setiap orang dari mereka membantu memperkuat dan memperluas lebih daripada memperlemah genggamannya latifundium di atas subjek populasinya. Banyaknya perubahan berbeda-beda yang terjadi di Meksiko abad kesembilan belas, tetapi latifundium membuktikan pemenang di atas mereka semua.
Semua tema ditampilkan oleh gerakan kemerdekaan, diulang-ulang sepanjang abad kesembilan belas. Dengan kemerdekaan Meksiko daro kontrol Spanyol, berbagai kelompok militer memiliki pemerintahan militer dan kompetisi politik yang bebas. Kemudian, aturan praetorian diperkenalkan di mana Fransisco Bulnes menyebutnya sebagai “lelang umum kebangsawanan”. Kudeta menjadi “angin musim panas yang membuka lelang kekuatan di bawah sistem praetorian,” diirngi oleh tawaran “kejenderalan, kolonel, membentur kasus-kasus kriminal, kontrak-kontrak untuk pakaian, senjata, peralatan, dan jika mungkin, sedikit uang tunai (1904, 205-206). Masing-masing kup akan diikuti oleh satu divisi barang rampasan; dan hal ini cukup terbutki. Dari tahun 1821 negeri itu menemukan dirinya dalam kesulitan keuangan yang menyedihkan yang semakin bertambah.
Tersiksa oleh perselisihan internal yang menjadi sesuatu yang konstan di dalam politik orang-orang Meksiko, dirampok oleh segerombolan pegawai negeri lapar, yang kecakapannya untuk korupsi jauh melebihi kemampuan mereka dalam memerintah, didorong ke dalam suatu kekacau-balauan keuangan oleh hutang luar negeri jangka panjang pada angka yang menghancurkan dan pinjaman domestik jangka pendek pada angka yang kadang-kadang setinggi 50% untuk sembilan puluh hari, pemerintah tersandung dari satu krisis keuangan ke krisis keuangan berikutnya. Pendapatan normal tak pernah mencukupo kebutuhan, dan setiap taktik yang dikenal untuk membuat publik pemilik uang menderita didesakkan: hutang-hutang yang dipaksakan, pajak-pajak khusus, kenaikan pajak, penyitaan, pembayaran kembali, uang kertas, penurunan nilai mata uang. Tahun 1850 hutang luar negeri meningkat sampai 56 juta dan hutang domestik sampai pada 61 juta, tahun 1867 setelah tiga belas tahun perang dan revolusi yang tak kunjung selesai, di mana intervensi Prancis dan kerajaan Maximillan pecah, hutang luar negeri membumbung mengejutkan sampai tingkat 375 juta dan hutang domestik sekitar 79 juta. Pada saat itu hamir 95 persen pendapatan telah dihipotekkan untuk pembayaran beberapa hutang (Cumberland, 1968, 147).
Di bawah kondisi ini, “pemerintah tak lebih dari sekedar sekumpulan pegawai, dijaga oleh pegawai bersenjata yang menyebut dirinya sebagai tentara” (Sierra, 1950, 139). Perdagangan “didorong pada suatu keadaan sebagaimana sebelumnya di antara agen keuangan yang rakus dan penyelundupan yang diorganisasikan sebagai sebuah institusi nasional (1950, 143).
Para pedagang, pemilik tanah, bertarung dengan sengit melawan pemerintah, merampok para pemeras mereka dengan apa pun yang bisa dilakukan, mengingkari hukum dengan kekuatan yang dalam, dan perlahan-lahan melepaskan usaha mereka pada orang-orang asin (pada orang Spanyol yang siap kembali, hacienda, ranch, toko-toko makanan; pada orang-orang Prancis, toko-toko pakaian dan perhiasan; pada orang-orang Inggris, usaha penambangan), dan secara bertahap meminta perlindungan di lingkungan rakyat, di kantor-kantor publik, di mana sekolah-sekolah kemalasan dan penyalahgunaan kelas menengah negeri kami yang buruk telah mengajari dirinya sendiri (1950, 168).
Bagaimanapun, sementara perjuangan bersenjata memisahkan masyarakat sejak lahir dan kesulitan keuangan meruntuhkan dasar-dasarnya secara tersembunyi, dua persoalan tambahan membuat orang-orang Meksiko berpeluang melawan orang-orang Meksiko lainnya. Perang antara pinggiran dan pusat yang ditandai gerakan kemerdekaan terus berlangsung dalam pertempuran politis dan ideologis antara federalis yang mengharapkan beberapa otonomi regional dan sentralis yang ingin memelihara suatu genggaman yang menyatukan di seluruh negeri. Konflik lain mendorong kaum liberal yang ingin memisahkan Gereja melawan kaum konservatif yang berharap mempertahankan kekuasaan gereja. Sementara secara umum kaum federalis juga melawan Gereja dan kaum sentralis menyokong untuk melanjutkan hak-hak istimewa Gereja, para pemimpin individual seringkali menambah kekacauan dengan masuk ke dalam aliansi-aliansi dan pertentangan individual, berkenaan dengan kepentingan pribadi atau lokal.
Hal ini melanjutkan konflik di antara kaum liberal dan kaum federalis anti gereja melawan konservatif dan sentralis pro gereja, bertarung dengan keganasan yang tak ada taranya, mengundang kekuatan luar untuk menjadi ikan di dalam air Meksiko yang bermasalah. Sejak awal republik, kepentingan Inggris menyekutukan dirinya dengan kaum sentralis, kepentingan Amerika dengan kaum federalis, menambah level konflik lebih tinggi di antara mereka. Tahun 1835 Texas memberontak terhadap undang-undang Meksiko, dan tahun 1847 Amerika Serikat bergerak mencaplok negara itu, didorong setengahnya oleh minat perbudakan daerah selatan yang berharap menambah negara perbudakan lainnya ke dalam daftar yang pro-perbudakan, setengahnya lagi dengan harapan memperoleh akses ke California dan laut Pasifik. Dalam gelombang kekalahan orang-orang Meksiko tahun 1847, perjuangan ke arah republik kehilangan – dengan Texas, New Mexico dan California – lebih dari setengah teritori nasionalnya. Ini pun dilemahkan lebih lanjut oleh pemberontakan orang-orang Indian sepanjang perbatasan utara dan pemberontakan suku Maya yang ganas di Yucatan pada tahun 1847, dipacu oleh ekspansi produksi tebu di semenanjung. Tahun 1861, pasukan ekspedisi gabungan Inggris, Prancis dan Spanyol mendarat di Meksiko untuk mengambil pengembalian hutang mereka, dan sementara orang-orang Inggris dan Spanyol menarik diri, Prancis meneruskannya di antara tahun 1862 dan 1867 mengembalikan Meksiko ke dalam negara klien Prancis di bawah raja satelit seorang Austria bernama Habsburg. Sebaliknya dari harapan, kekuatan orang Meksiko di bawah pimpinan Benito Juárez berhasil mendorong evakuasi Prancis, meninggalkan Raja Maximilian yang tak berdaya menghadapi satu regu tembak Mksiko pada tahun 1867.
Secara paradoksal, intervensi Amerika dan Prancis semakin memerkuat kaum liberal dan memperlemah kaum konservatif. Perang melawan Amerika Serikat dikacaukan oleh kepemimpinan kaum konservatif, dan di dalam gelombang kekalahan mereka kehilangan baik kekuatan maupun prestise. Sebagai hasilnya, kaum liberal sanggup mendorong, di tahun 1855, suatu badan perundang-undangan, undang-undang Reformasi, yang bertujuan membentuk Meksiko sebagai suatu negara sekuler dan progresif. Pengadilan-pengadilan khusus militer dan gereja yang memiliki hak istimewa dihapus. Korporasi-korporasi bertanah, termasuk tanah milik gereja dan komunitas-komunitas Indian dibubarkan; tanah-tanah gereja dijual dan tanah-tanah Indian diberikan sebagai hak milik pribadi pada penggarap saat itu. Undang-undang Pengambilalihan (Ley de desamortización) 25 Juni 1856, meliputi antara lain
tak ada perusahaan sipil atau gereja akan memperoleh atau mengelola kekayaan apa pun lebih dari bangunan yang disediakan secara khusus dengan maksud sebagaimana bangunan-bangunan didirikan. Ditetapkan bahwa kekayaan-kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan demikian harus dijual pada para penyewa atau orang yang mendiaminya dan jika kekayaan tersebut tidak disewakan akan dijual pada lelang umum (Whetten, 1948, 85).
Ketika Gereja menentang keputusan itu dan kaum konservatif mengangkat senjata sekali lagi, Juárez terus mengambil alih kekayaan yang dikuasai Gereja, memberangus tata tertib biara, melembagakan perkawinan sipil, dan membuat pemakaman sebagai hak milik umum. Ketika kaum konservatif ternyata tak sanggup mencabut pemerintahan liberal yang mempertahankan kontrol Veracruz dan akses ke laut, mereka mengundang bantuan Prancis. Sebaliknya, mereka mendukung Maximilian dan tentara Prancis melalui perang enam tahun. Namun di akhir kemenangan Juárez, ia berperang melawan Prancis dan sekutu Meksiko-nya. Kepemilikan perusahaan-perusahaan yang memiliki hak istimewa berakhir, dan era baru dimulai. Para pahlawan undang-undang Reformasi
memproyeksikan pendirian suatu masyarakat baru. Hal ini bisa dikatakan poyek historis kaum liberal untuk menggantikan tradisi kolonial yang didasari doktrin Katolik, dengan suatu penegasan kesamaan universal: kebebasan individu (Paz, 1961, 126).
Namun para dewa yang mengawasi nasib Meksiko muncul untuk mengambil kebahagiaan dengan membalik tanda-tanda. Perang kemerdekaan dimulai dengan protes sosial dan tuntutan atas keadilan sosial. Kemerdekaan telah dimenangkan untuk Meksiko tetapi bukan oleh Hidalgo da Morelos, tetapi oleh musuh-musuh mereka yang pro-Spanyol. Serupa dengan itu, undang-undang Reformasi membebaskan individu dari belenggu tradisional, tetapi mereka hanya berhasil menciptakan suatu bentuk baru perbudakan. Kebebasan untuk tuan tanah akan berarti menambah kebebasan memperoleh lebih banyak tanah untuk ditambahkan ke dalam kekayaan mereka; kebebasan untuk orang Indian – tak lain sebagai subjek atas komunitasnya dan sekarang sebagai tuan atas kekayaannya sendiri – akan berarti kesanggupan untuk menjual tanahnya, dan bergabung dengan gerombolan orang-orang tak bertanah mencari pekerjaan. Selama tiga puluh lima tahun berikutnya, Meksiko akan menemukan bahwa dirinya telah melepaskan belenggu-belenggu tradisi hanya untuk mengundang anarki sosial. Revolusi menjadi akibat terakhir.
Pada tahun 1867, Benito Juárez memberikan kekuasaan padasalah satu jenderalnya yang paling brilian dalam perang melawan Prancis, Porfirio Díaz. Di bawah pembangunan ekonomi otokrasi-nya yang cepat, sementara di baah permukaan masalah-masalah Meksiko yang tak terbongkar terus membusuk tersembunyi dan tak terperhatikan.
Di bawah kediktatoran Díaz, Meksiko menjalani perubahan yang sangat besar. Selama periode ini, investasi modal asing di Meksiko jauh melebihi investasi orang Meksiko sendiri. Memusatkan diri terutama pada pembangunan jalan kereka apidan pertambangan biji besi murni, Meksiko mulai melaju semakin jauh setelah tahun 1900 ke dalam produksi bahan mentah: minyak, tembaga, timah, karet, kopi dan serat sisal. Ekonomi menjadi didominasi oleh sekelompok kecil pengusaha dan pemodal yang dengan tegas mempengaruhi kesejahteraan seluruh negeri. Dengan demikian, pada tahun 1908, tak lebih dari enam puluh enam perusahaan menguasai keuangan dan industri, tiga puluh enam memiliki dewan pimpinan umum yang diambil dari sekelompok orang berjumlah tiga belas orang tersebut. Selama dekade akhir abad kesembilan belas, para pemimpin kelompok pengontrol ini membentuk suatu kelompok dengan sesuatu yang tak lama setalah itu dikenal sebagai Cientificos. Mengklaim positivis ilmiah, mereka melihat masa depan Meksiko di dalam pengurangan dan penghilangan unsur Indian, di mana mereka dianggap sebagai inferior dan karena itu tak sanggup membangun, serta mendorong kontrol “putih” secara nasional maupun internasional. Hal ini diselesaikan dengan cara mengikat Meksiko lebih kuat pada bangsa-bangsa industri “maju”, terutama Prancis, Jerman, Amerika Serikat dan Inggris. Pembangunan di mata mereka akan diperoleh dari luar negeri. Banyak dari mereka menjadi perwakilan perusahaan asing yang beroperasi di Meksiko. Beberapa melakukannya secara langsung, seperti Olegario Molina yang mengontrol pasar sisal Yucatecan atas nama International Harvester Corporation; yang lain melakukannya secara tidak langusng, seperti para pengacara yang bekerja untuk perusahaan asing mencari konsesi dari pemerintah. Di sekitar tahun-tahun terakhir rejim ini, beberapa dari mereka langsung menjadi partner bisnis perusahaan asing. Pada saat yang bersamaan, bagaimanapun mereka menggabungkan kepentingan mereka atas bisnis engan suatu kepentingan untuk memperoleh tanah. Beberapa dari mereka memulai karirnya sebagai tuan tanah dan yang lainnya sebagai pengacara, di akhir periode mereka semua merupakan pemilik bidang-bidang tanah yang luas.
Díaz dengan hati-hati mempertahankan bentuk-bentuk proses konstitusional yang ditaruh dalam konstitusi Meksiko tahun 1856, tetapi mengatur isinya agar cocok dengan maksud mesin politik nasionalnya. Berkali-kali diadakan pemilu, tetapi secara hati-hati dicurangi. Dewan-dewan perwakilan dan senator-senator parlemen Meksiko dinominasikan oleh kelompok penguasa dan kemudian ditegaskan melalui proses pemilihan yang terorganisir. Pengadilan diangkat oleh pemerintah dan dibuat melayani maksud-maksudnya. Kebebasan pers dibatasi dengan ketat dan jurnalis oposisi dipenjarakan atau dibuang ke luar negeri. Pemogokan dilarang. Pemberontakan di pedalaman, sebagaimana pemberontakan Indian Yaqui di tahun 1885 dan 1898, dipadamkan dengan suatu pertunjukan keganasan. Satu pasukan polisi khusus, rurale, direktur dari para kriminal dan bandit, berpatroli di daerah pedesaan. Para penentang rejim yang ditahan para rurale seringkali dibunuh, dan pembunuhan mereka dilaksanakan di bawah ley fuga, suatu undang-undang yang mengijinkan penembakan para tahanan yang mencoba melarikan diri.
Di bawah jaminan yang ditetapkan melalui kekerasan terorganisir demikian, Díaz memainkan suatu permainan yang sangat bagus dalam menghadiahi orang-orang yang bersetia, sementara menghukum para penentang, dalam suatu dialektik pan y palos, roti dan pentungan. Pencari kekuasaan yang mengikuti Díaz menerima posisi-posisi atau konsesi-konsesi; para penentang dibuat tak berbahaya. Loyalitas politik diperoleh melalui distribusi-distribusi kekayaan umum. Di tingkat desa, hal ini tentu saja berarti suatu kepercayaan atas orang-orang lokal yang kuat yang sering menggunakan kekuasaan mereka untuk keuntungan mereka sendiri (misalnya: Lewis, 1951, 230-231). Hal ini bisa diperkirakan bahwa tahun 1910 ditutup dengan tiga perempat kelas menengah mendapatkan pekerjaan sebagai aparat pemerintah dengan biaya tahunan tujuh puluh juta peso (Bulnes, 1920, 42-43). Suatu sistem patronase nasional merangsang mesin politik yang memusatkan kekuasaan di puncak, di kedua tangan sang diktator. Dengan hebat, Díaz mengatur bermacam calon-calon yang digerakkan untuk melawan satu sama lain, sebagaimana ia juga menciptakan suatu ukuran kemerdekaan rejimnya dengan memainkan pertarungan antara investor Amerika, Prancis, Jerman dan Inggris, bersamadengan pemerintah mereka masing-masing. Pada saat yang sama, semua pemerintahan ini melihat pada diri Díaz seorang penjamin investasi-investasi mereka dan sebagai sumbu stabilitas.
Undang-undang Reformasi tahun 1856-1857 memulai suatu perubahan besar di dalam kepemilikan lahan agrikultur dengan serangan pertama usaha ini ditujukan pada kekayaan Gereja. Jumlah keseluruhan tanah di tangan Gereja sulit diperkirakan; beberapa penulis menyebutkan bahwa perumahan gereja berharga sekitar $ 100.000.000 dialihkan dari tangan gereja pada pemilik perorangan, dan bahwa empat puluh ribu properti berpindah tangan (Simpson, 1937, 24). Sementara itu diumumkan bahwa tindakan ini untuk menciptakan sebuah kelas menengah pedesaan yang bergairah di Meksiko, “terutama tanah Gereja diwariskan bidang-bidang yang besar dan tak terputus-putus ke tangan para pengikut Juárez, dan meskipun dengan cara ini suatu aristokrat bertanah yang baru diciptakan, namun itu bukan suatu aristokrasi’ (ibid.).
Hal yang sama juga terjadi pada tanah-tanah komunal yang dimiliki komunitas-komunitas Indian. Sebagaimana kita lihat, tanah-tanah komunal dinyatakan ilegal dan dipaksa untuk dibagikan pada para pemilik individual. Tanah dengan demikian kembali menjadi suatu komiditas yang laku, layak jual atau digadaikan untuk membayar tagihan-tagihan. Banyak orang Indian cepat-cepat kehilangan tanah mereka yang beralih ke pihak ketiga, seringkali untuk membayar ongkos seremonial yang dibutuhkan secara sosial. Pada prakteknya semua tanah demikian lari ke tangan-tangan hacienda dan perusahaan-perusahaan tanah. Diperkirakan lebih dari dua juta acre (1 acre = 0,4646 ha.) tanah komunal dialihtangankan pada periode Díaz (Phipps, 1925, 115).
Di bawah perundang-undangan baru, bagaimanapun pemerintah memiliki hak menjual tanah-tanah umum untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan, atau untuk memasuki kontrak-konrak dengan perusahaan yang akan meninjau dan membagi tanah untuk mengganti sepertiga tanah yang akan diukur. Pada tahun 1889. 32 juta hektar telah ditinjau. Dua puluh sembilan perusahaan telah memiliki kepemilikan lebih dari 27,5 juta hektar, atau 14 persen dari area tanah republik secara keseluruhan. Di antara tahun 1889 dan 1894 penambahan 6 persen dari tanah keseluruhan dialihtangankan. Jadi secara kasar satu erlima Republik Meksiko diberikan dengan bentuk ini. Pada saat yang sama, para petani yang tak akan memperlihatkan hak yang jelas atas tanah mereka diperlakukan sebagai penghuni liar dan dicabut hak miliknya. Apa yang dimulai sebagai suatu kampanye untuk menciptakan kelas menengah pedesaan yang bergairah terdiri dari petani-petani kecil yang berakhir dalam sebuah kemenangan gemilang suatu oligarki bertanah.
McBride memperkirakan pada akhir periode Díaz ada 8.245 hacienda. Tiga ratus di antaranya meliputi kurang lebih 10.000 hektar; 116 hacienda sekitar 250.000 hektar; 51 hacienda masing-masing memiliki 30.000 hektar; 11 hacienda diukur tak kurang dari 100.000 hektar. Sayang sekali McBride tak memasukan ke dalam hitungan yang disebutkannya bahwa seorang pemilik hacienda mungkin memiliki lebih dari satu hacienda; tingkat pemusatan kepemilikan tanah mungkin bahkan lebih besar daripada yang diusulkan oleh jumlah McBride. Soutworth (1910) mendaftar untuk tahun 1910, 168 pemilik dengan masing-masing dua kepemilikan, 52 pemilik dengan tiga kepemilikan, 15 dengan empat kepemilikan, 4 dengan enam kepemilikan, 3 dengan tujuh kepemilikan, 5 dengan delapan kepemilikan, dan satu dengan sembilan kepemilikan. Luis Terrazas, contoh seorang pemilik hacienda Porfirian, memiliki lima belas kepemilikan yang terdiri dari dua juta hektar. Orang berkelakar bahwa Chihuahua tak banyak menuntut padanya – sebagai penduduk asli – kemudian ia menuntut pada Chihuahua. Ia memiliki sekitar 500.000 ekor sapi dan 250.000 domba, dalam setahun mengekspor antara 40.00 dan 65.000 ekor sapi ke Amerika Serikat. Namun tidak semua hacienda besar; mengambil hitungan McBride pada harga yang dicantumkan, 7.767 atau lebih dari 90 persen memiliki tanah di bawah 10.000 hektar. Rata-rata hacienda mungkin mendekati angka 3000 hektar.
Penerapan undang-undang mengakhiri kepemilikan tanah oleh korporasi-korporasi – gereja maupun komunal – mempercepat kematian kepemilikan tanah Indian pueblo yang telah bertahan melalui periode pemerintahan kolonial Spanyol dan melalui setengah abad pertama kemerdekaan. Orang-orang Spanyol telah memperkuat keadaan komunitas-komunitas Indian dengan mengakui mereka atas sejumlah tanah dan meminta mereka membuat pertanggungjawaban mereka sendiri secara kolektif pembayaran iuran dan untuk pemeliharaan urusan kemasyarakatan. Komunitas-komunitas tersebut telah menanggapinya dengan membangun, melalui kerangka organisasi berbadan hukum, sistem organisasi politik internal mereka sendiri, secara kuat diikat pada ibadah religius. Hampir di semua tempat, sokongan atas suatu rangkaian perayaan keagamaan yang mengesahkan seorang laki-laki menjadi salah satu pengambil keputusan untuk komunitas sebagai suatu keseluruhan. Seseorang yang mencari kekuasaan, karena itu akan melakukan sebagian besar kriteria pertemuan yang ditetapkan oleh komunitas, ketika disahkan ia melakukannya juga melalui partisipasi di dalam suatu komite sesepuh seperti dirinya sendiri yang bertindak dan bicara untuk komunitas. Kekuasan dengan demikian lebih komunal daripada individual. Dengan datangnya undang-undang tanah baru, bagaimanapun, dasar-dasar sistem ini diruntuhkan. Tidak hanya hacienda mencaplok banyak tanah Indian, tetapi orang-orang Indian sendiri mulai menggadaikan tanah di mana mereka sekarang memilikinya secara perorangan dalam rangka mendapatkan biaya hidup sehari-hari dan biaya-biaya tambahan untuk kegiatan keagamaan. Mekanisme tersebut yang pada suatu ketika menjamin kelanjutan solidaritas komunitas sekarang beralih menjadi suatu cara menghancurkannya. Dengan demikian komunitas-komunitas Indian dari tipe lama bertahan hidup, tapi hanya di dalam wilayah-wilayah tak tercapai di daerah tengah dan selatan, sementara gerombolan Indian yang sangat banyak menghadapi harapan berkenaan dengan diri mereka sendiri secara perorangan pada penguasa di dunia luar, menjadi tukang kredit, mengambil hasil panen dan harta milik para petani kecil, atau kadangkala pemilik hacienda atau para industrialis mencari pekerja untuk perkebunan dan penanaman.
Tannembaum telah mencoba memberi suatu ukuran untuk jumlah penduduk yang dapat diandalkan atas hacienda, sebagai perbandingan atas penduduk yang tetap “bebas”. Ia memperlihatkan bahwa di enam negara (Guanajuato, Michoacan, Zacatecas, Nayarit, Sinaloa) lebih dari 90 persen dari semua tempat yang ditinggali berlokasi di perkebunan-perkebunan besar; delapan negara lain (Querétaro, San Luis Potosí, Coahuila, Aguascalientes, Baja California, Tabasco, Nuevo León) lebih dari 80 persen terletak di sana. Di sepuluh negara, antara 50 dan 70 persen penduduk pedesaan tinggal di komunitas-komunitas perkebunan; lima negara memiliki antara 70 dan 90 persen penduduk yang tinggal di perkebunan. Menurut Tannembaum,
Jumlah desa dan perbandingan keseluruhan yang bertempat di perkebunan, di setiap negara menunjukkan lebih jauh di mana perkebunan telah menampuk tak melulu tanah tetapi juga kehidupan langsung komunitasnya sendiri, dan berhasil menghancurkan more-more mereka. Secara esensial suatu perbedaan di antara perbudakan dan kebebasan. Desa yang bertahan hidup, bahkan dengan kehilangan tanahnya, secara esensial bebas ketika dibandingkan dengan desa-desa yang telah kehilangan baik tanah maupun organisasi desa mereka (1937, 193).
Dalam keterangan ini terutama bahwa di delapan negara yang mengelilingi wilayah inti lembah Meksiko, kelompok perkampungan yang mandiri terus berkuasa. Di tiga negara lebih dari 90 persen penduduk pedesaan terus hidup dalam kelompok-kelompok mandiri; di lima negara yang lain, kelompok-kelompok demikian ditinggali lebih dari 70 persen penduduk pedesaan. Hal ini berlawanan dengan desa-desa mandiri yang terus bertahan di mana rejim Porfirian melepaskan kekuasaan mereka. Ditekan keras, desa-desa ini bagaimanapun melawan dengan suatu balasan yang revolusioner: “Desa-desa ini akhirnya menciptakan revolusi sosial dalam mempertahankan diri, lebih baik dari tindakan kecil dalam kondisi yang sama sebagaimana orang-orang Indian di bagian lain Meksiko” (ibid.).
Meskipun kenyataannya hacienda-hacienda ternyata mendominasi wilayah pedalaman, data lain mengesankan bahwa periode Porfirian juga mengalami penambahan jumlah perkebunan yang dimiliki keluarga petani secara perorangan atau biasa disebut rancho. Jumlah rancho tak dapat dijadikan sesuatu yang mutlak, karena istilah rancho tak memiliki suatu makna yang baku; di bagian utara ia mungkin menunjuk pada perkebunan yang sangat besar, di wilayah tengah meliputi 1000 hektar. Meskipun begitu, kita mungkin mengatakannya dengan kepastian bahwa ada suatu penambahan jumlah kepemilikan-kepemilikan kecil. McBride memperkirakan bahwa pada saat pecahnya Revolusi ada 47.393 rancho, dibandingkan dengan 8.245 hacienda. 29.000 di antaranya dibuat sejak tahun 1854 melalui pemecahan tanah-tanah komunal (19.906), penjatahan lahan-lahan umum (8.010), dan pemberian tanah untuk para kolonialis (1.189). Area yang ditempati oleh rancho-rancho ini tidaklah berarti jika dibandingkan dengan yang dimiliki hacienda-hacienda; tetapi relevansi sosial penambahan perkebunan-perkebunan kecil ini tak seharusnya diabaikan. Lebih dari sepertiga kepemilikan ini telah didirikan pada lahan kedudukan komunal, jadi merusak solidaritas desa-desa Indian; tetapi dua pertiganya, bagaimanapun melanjutkan suatu trend pertumbuhan suatu kelas menengah pedesaan, sudah terlihats sejak abad sebelumnya. François Chevalier (1959) telah memperlihatkan bahwa sepanjang abad kedelapan belas dan masuk ke abad sembilan belas, telah muncul suatu “kembalinya” petani-petani kecil secara perlahan, khususnya di sekitar populasi-populasi non Indian di wilayah utara.
Namun, meskipun tumbuh cepat, produksi agrikultur sebagai suatu keseluruhan tak bertambah terus-menerus dan konsisten. Dari tahun 1877 sampai 1894, kenyataannya produksi agrikultur merosot pada tingkat tahunan 0,81 persen. Dari tahun 1894 sampai 1907 meningkat sekali lagi, tetapi hanya pada tingkat tahunan 2, 59 persen. Kenaikan trend disumbang dalam bagian utama pertumbuhan hasil industri untuk konsumsi di dalam negeri dan bahkan banyak menambah hasil ekspor. Produksi kapas dan tebu bertambah, dengan kapas ditanam untuk industri tekstil Meksiko, dan kopi, kacang, vanilla, sisal, serta ternak ditanam dan dipelihara dalam jumlah besar untuk pasar internasional. Tetapi panen bahan makanan merosot terus-menerus. Ini khususnya pada produksi padi yang merupakan makanan pokok penduduk. Produksi padi perkapita merosot dari 282 kilogram pada tahun 1877 sampai 154 kilogram pada tahun 1894, sampai 144 kilogram pada tahun 1907. Kemerosotan yang sama juga tercatat untuk buncis dan cabai, bahan makanan yang juga sama-sama vital.
Tak hanya jumlah produksi padi perkapita turun, tetapi harga jagung naik, sementara upah tetap tak bergerak. Semua mengindikasikan bahwa upah rata-rata harian tidak bertambah dari awal abad kesembilan belas sampai tahun 1908. Kelas menengah yang biasa mengeluarkan banyak uang untuk pakaian, tumah dan jasa pembantu, juga merasakan akibat kenaikan harga bahan makanan (Gonzáles Navarro, 1957, 390).
Pembangunan industri tumbuh dengan cepat selama rejim Díaz. Hasil pertambangan meningkat 230 persen antara tahun 1891 dan 1910 (Nava Otero, 1965, 179). Produksi industrial meningkat pada tingkat tahunan 3,9 persen antara 1878 dan 1911 (hal. 325). Antara tahun 1876 dan 1910, selain itu, jalan kereta api bertambah dari 666 kilometer menjadi 19.280 kilometer. Namun tenaga kerja industri bertambah dalam suatu tingkat yang lebih lamban. Di antara tahun 1895 dan 1910, sebagai contoh, jumlah pekerja industri bertambah hanya pada tingkat 0.6 persen dari populasi yang secara eknomi aktif dengan total 606.000, berbanding dengan tenaga kerja agrikultur yang meningkat dengan tingkat tahunan 1,3 persen selama periode yang sama. Ini memberi sebagian fakta bahwa industri baru dimekanisasi dan karena itu secara relatif mengharuskan beberapa pekerja memproduksi lebih banyak hasil, sebagian lagi hacienda-hacienda yang memonopoli pasokan tenaga kerja di perkebunan-perkebunan melalu berbagai cara peonage hutang (jeratan hutang).
Namun pada tahun 1907 hampir ada 100.000 pertambangan, banyak di antaranya bekerja dalam skala pertambangan besar seperti Greene Consolidated Copper Company of Cananea yang mempekerjakan 5.000 pekerja. Pekerja industri tekstil meningkat dari 19.000 sampai 32.000 di antara tahun 1895 dan 1910. banyak pekerja tekstil bekerja di pemintalan besar, seperti di Rio Blanco, Veracruz, dengan 34.000 gelondongan (benang) dan 1000 alat tenun, diisi oleh 2.350 pekerja, atau hampir setengah dari pekerja delapan pabrik besar di Veracruz. Pabrik dimiliki oleh sebuah perusahaan pedagang. Akhirnya, ada sekitar puluhan ribu pekerja yang membangun rel kereta api, di mana para pekerja untuk pertama kalinya menerima suatu “upah sesungguhnya”. Molina Enríquez yang bicara bentangan jalan kereta api di Meksiko pada masa Porfiriato, mengatakan bahwa
pembangunan jalan kereta api ... melibatkan pekerjaan para buruh yang ... untuk pertama kali menerima upah sesungguhnya (tunai), upah yang secara radikal memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Sepanjang garis jalan kereta api yang melintasi negeri terhimpun para buruh, peon-peon yang telah lepas dari penindasan perkebunan-perkebunan besar kita ... sumber penghasilan sementara, yang diroduksi oleh jutaan investasi di jalan kereta api, merupakan beberapa tahun rahasia kedamaian masa Porfirian, pada saat yang sama perubahan besar yang mereka bawa dalam kondisi-kondisi produksi di dalam negeri, telah memberi dasar-dasar Revolusi di masa yang akan datang (1932, 292).
“Dinamit jalan kereta api mengisi ranjau yang kemudian memunculkan Revolusi” (1932, 291).
Kekuatan kerja industri baru ini memasok anggota-anggotanya di antara mantan yang terusir dari tanahnya oleh ekspansi predatorin latifundia; di antara sejumlah besar pengrajin yang tak dapat bertahan dalam serangan besar kompetisi mekanisasi; dan di antara peon-peon pelarian yang melarikan diri dari perbudakan ke dalam kebebasan yang relatif sebagai buruh upahan industri. Kebanyakan dari mereka tak cakap dan kekurangan suatu elit yang ahli di antara mereka sendiri; posisi-posisi yang mengandalkan keahlian khusus diisi oleh orang-orang asing. Meskipun banyak dari mereka telah masuk ke dalam pekerjaan industrial baru-baru saja, mereka cenderung terpusat dalam bangunan-bangunan perkampungan besar, sebagaimana di Cananea atau Orizaba. Mereka ditandai oleh sentimen anti orang asing, diakibatkan oleg fakta bahwa banyak dari para mandor dan pekerja kenyataannya orang asing. Mereka kurang memiliki pengalaman organisasional karena aktivitas bersama dilarang, tetapi mereka telah berkenalan dengan gagasan-gagasan sindikalis-anarkis, yang secara luas melalui kontak pekerja imigran di Amerika Serikat dengan anggota-anggota International Workers of the World (IWW, Kaum Pekerja Internasional Sedunia). Dengan berlalunya waktu, mereka mulai semakin menegaskan diri dalam pemogokan-pemogokan. Sekitar 250 pemogokan terjadi selama masa Porfiriato, jumlahnya bertambah setelah 1880. Pemogokan merupakan hal biasa di pembangunan jalan kereta api, pabrik tekstil, pertambangan dan pabrik-pabrik tembakau. Dua buah pemogokan muncul sebagai pelopor aktivitas revolusioner: pemogokan Cananea tahun 1906, dipadamkan oleh sukarelawan Amerika dan para rurale, serta pemogokan di Rio Blanco tahun 1907 yang ditumpas oleh tentara, polisi dan para rurale dengan 200 korban jiwa dan 400 orang dipenjara.
Pembangunan, bagaimanapun memiliki suatu pengaruh yang berbeda di pinggiran utara dan selatan republik (Katz, 1964). Di selatan, pertumbuhan pasar hasil panen dan bahan makanan untuk pusat industri menimbulkan suatu ekspansi bercocok tanam cara perkebunan besar, bergandengan dengan suatu eksploitasi yang intensif atas buruh Indian. Untuk menambah pekerja dilengkapi dengan penduduk lokal, orang-orang Indian pemberontak dan para kriminal yang diangkut untuk bekerja di perkebunan sebagai pekerja paksa. Penekanan yang intensif atas penduduk Indian ini juga terjadi di seluruh segmen, seperti mandor, kontraktor buruh, dan lintah darat yang menjerumuskan orang-orang Indian ke dalam hutang dan membayarnya dengan kerja di perkebunan. Sementara setiap hacienda lokal memiliki aparatur kekerasan, polisi dan whipping post (tiang hukuman cambuk)-nya sendiri, seluruh struktur kekuasaan tergantung pada aparatur kekerasan yang dipelihara oleh pemerintah. Demikianlah pemilik hacienda di wilayah selatan cenderung mendukung Díaz untuk alasan internal, sebagaimana ketergantungan mereka pada pasar dan perusahaan asing yang membuat mereka mendukung simbiosis rejim dengan kepentingan luar negeri.
Oposisi terhadap rejim, bagaimanapun ditunjukan di wilayah utara di mana kondisinya berbeda secara mencolok dari bagian lain negeri itu. Di sini pekerja hampir sulit didapat dan karena itu hanya dapat diperoleh dalam suatu bayaran yang lebih tinggi daripada di wilayah pusat maupun tengah. Bekerja di pertambangan dan di sejumlah pemintalan kapas yang tengah berkembang, atau beremigrasi dekat Amerika Serikat, memberikan kesempatan memperlemah struktur peonage hutang dan menambah mobilitas tenaga kerja. Penetapan pertanian bagi hasil menggantikan buuh yang bekerja karena hutang, khususnya di perkebunan yang menanam kapas. Di wilayah utara, pulau-pulau tuan pemilik kecil juga memertahankan diri di sana-sini, selama periode yang dibicarakan ini beberapa di antara mereka tumbuh. Pemilik perkebunan besar tak hanya dapat menjual sereal dan daging ke kota-kota yang berkembang di daerah utara seperti Torreón, Nogales, Ciudad Juárez, Nuevo Laredo dan menyeberangi Amerika Serikat, tetapi mulai berinvestasi di industri lokal yang berproduksi terutama untuk pasar domestik. Mobilitas yang bertambah demikian dan kesempatan lebih lanjut mengembangkan pedagang-pedagang mandiri, sungguh-sungguh berbeda dari para makelar di wilayah selatan di mana sumber utama pekerja diambil dari pekerja Indian atau dengan ikatan pinjaman uang. Pada saat yang sama, orang-orang di wilayah utara menemukan dirinya dirugikan dalam kompetisi dengan perusahaan-perusahaan bisnis asing, terutama orang-orang Amerika yang beroperasi dengan menerima perlindungan dari Cientifico dan dari Díaz. Kompetisi asing khusunya kuat di bidang penambangan di mana banyak perusahaan Meksiko dipaksa menjual biji besi mereka pada Amerikan Smelting and Refining Company. Hanya Keluarga Madero dapat mempertahankan peleburan besi mandiri di Monterrey, memasok biji besi dari pertambangan mereka sendiri. Orang-orang utara juga semakin sadar bahwa kontrol asing atas bahan mentah dan pemrosesan membatasi kemampuan mereka untuk memasuki industri berat, sementara industri ringan terbatas ekspansinya oleh skala sempit pasar domestik Meksiko, ditekan oleh struktur autarki hacienda. Semua kepentingan mereka akhirnya menyimpan perlawanan terhadap pengaruh asing dan mengambil keputusan atas modal yang bersekongkol dengannya. Selama periode Díaz, motif-motif pemberontakan yang salah satunya mendorong wilayah Bajio memberontak melawan orang-orang Spanyol pada tahun 1810, meluas di seluruh wilayah pinggiran Meksiko utara.
Sebagaimana jika buruh industri digoyang pemogokan yang semakin meningkat dan buruh pedesaan memberontak tanpa teratur melawan gangguan besar latifundia atas kehidupan mereka, maka kelas menengah dan bawah gelisah ketika Díaz mengumumkan suatu masa baru jabatan di tahun 1910. Kita telah membicarakan ketidakpuasan para pemilik tanah dan industrialis di wilayah utara yang mulai berkonflik dengan kediktatoran tersebut. Kelas menengah juga mulai melawan pembatasan-pembatasan yang dibebankan oleh mesin Díaz. Iturriaga (1951, 28) telah memperkirakan anggota kelas menengah tahun 1895 pada jumlah 989.783, atau 7,78 persen dari jumlah penduduk. 776.439, atau 6,12 persen merupakan masyarakat urban; 213.344 atau 1,6 persen masyarakat pedesaan. Menoleh pada sosiolog Gino Germani, ia membagi kelas menengah pada dua kelompok: kelas menengah pengrajin yang secara ekonomi “otonom”, pedagang kecil dan menengah, agen-agen komersial, anggota profesi yang bebas, dan rentenir kecil dan menengah; serta kelas menengah berkemampuan yang “tergantung”, merupakan pelayan di suatu organisasi besar yang mempekerjakan mereka. Kelas menengah yang bergantung di pedesaan – dijadikan administratur dan pekerja hacienda, pegawai negeri – hanya 8,97 persen dari kelas menengah pedesaan; sisanya “otonom”. Di perkotaan, bagaimanapun kelas menengah tergantung mencapai 39,07 persen dari keseluruhan. Sebagian besar mungkin bekerja di pemerintahan. Banyak dari mereka diuntungkan oleh pengangkatan posisi yang memberi mereka akses atas konsesi luar negeri atau sumber-sumber keahlian, hidup melebihi gaji yang kecil, mengetahui -–dalam kata-kata Justro Sierra – bahwa sementara negara memiliki seluruh kekayaan, negara itu sendiri miskin. Bahkan yang lainnya, bangga dengan diploma dan pendirian mereka, tak akan menemukan pekerjaan apa pun; semua jabatan telah diduduki, dan seringkali oleh pejabat-pejabat yang beranjak tua dan pikun di kantor. Karenanya revolusi – ketika ia datang – ternyata memiliki konflik di antara generasi pengganti yang menuntut kekuasaan sebanyak suatu usaha memperbaiki ketidakadilan dan menciptakan suatu kondisi sosial dan olitik yang baru. Di abad kesembilan belas kaum liberal federalis bertarung melawan kaum sentralis konservatif untuk memperbesar otonomi regional, sebaik untuk posisi baru ketika otonomi demikian dibuka. Pada tahun 1910, pertempuran lama ini diulang dalam suatu bentuk baru, ketika elit diploma provinsi muncul melaan suatu rejim yang terdiri dari “mayat-mayat politik”.
Kelas berpendidikan baru ini tidaklah memiliki suatu ideologi rumit sendiri, tetapi pada tahun pertama abad baru sejumlah orang dari mereka mulai merspon tema-tema baru dan lebih radikal. Di antara tahun 1901 dan 1910 lebih dari lima puluh orang yang biasa disebut klub-klub liberal telah terorganisir, terutama di wilayah utara dan Gulf Coast (Barrera Fuentes, 1955, 39); di antara delegasi Kongres Liberal 1901 terdapat sosok-sosok insinyur, mahasiswa hukum, pengacara, pedagang dan bahkan “burgués acomodado”. Tuntutan mereka terutama pada pemilihan umum yang bebas dan kemerdekaan kota, tetapi mereka juga berharap mengakhiri peonage dan kondisi kehidupan yang tak manusiawi di hacienda-hacienda zona tropis. Dengan meningkatnya represi, bagaimanapun banyak kaum liberal ini mulai bergerak ke “kiri”; tahun 1903 mereka membaca Kropotkin, Bakunin dan Marx, dan dari tahun 1906 mereka semakin mendesak pemberontakan bersenjata melawan pemerintah. Pergeseran ini diperkuat oleh peristiwa-peristiwa politik di Spanyol. Pertumbuhan gerakan melawan intervensi militer Spanyol di maroko, eksploitasi industri, klerikalisme, dan tidak adanya kemerdekaan politik diakhiri dalam penindasan; dan sejumlah sosialis serta anarkis Spanyol menemukan tempat perlindungan di Meksiko. Pemberontakan dan serangan bersenjata dari pasukan yang dilindungi Amerika Serikat datang tahun 1906 (lima buah) dan 1908 (dua). Pada saat yang sama, pertambahan jumlah pekerja imigran Meksiko di Amerika Serikat menjadikan mereka kenal dengan sindikalisme-anarki melalui kontak mereka dengan para “penggoyang” anggota-anggota International Workers of the World. “Titik positif ideologi anarkis ini,” kata Paul Friedrich yang mempelajari pengaruhnya yang kuat atas suatu komunitas di wilayah Tarascan, Michoacan (1966, 206),
adalah perbaikan material, khususnya reformasi agraria dan suatu organisasi sosial-ekonomi, didasari perkumpulan suka rela komunitas-komunitas desa, serikat klerja dan kelompok-kelompok kecil lainnya. Negatifnya adalah permusuhan ekstrim pada otoritas skala besar yang institusional, khususnya negara dan gereja.
Dua arus, kelas menengah dan proletar, bertemu dalam sosok Ricardo Flores Magón, salah satu penggerak utama kaum liberal, dan kemudian, dari tahun 1905 menjasi seorang organiser dan ideolog anarkis penting. Surat kabarnya Regeneratión, diterbitkan di Amerika Serikat setelah pembuangannya dari Meksiko, menjelajah dari tangan ke tangan di dalam republik, bahkan Zapata berkata telah dipengarhui koran itu (Pinchon, 1941, 41-44). Flores Magón sendiri merupakan “pelopor ideologikal Revolusi Meksiko” (Barrera Fuentes, 1955, 302-303), keluar-masuk penjara Amerika Serikat sekitar tahun 1911, meninggal pada tahun 1922 di Leavenworth. Tema suatu masyarakat anarkis diorganisasikan ke dalam komunitas-komunitas kecil, yang bagaimanapun bertahan hidup dengan ditanggung restorasi komunitas-komunitas Indian di dalam reformasi agraria yang mengikuti Revolusi. Hal ini menyediakan suatu jaringan di antara pengalaman masa lalu dan masa yang akan datang dalam hubungan yang dapat membuat pengalaman itu dapat dimengerti oleh rakyat yang terseret-seret wahyu revolusioner.
Pada tahun 1910 Revolusi pecah. Tanda awal diberikan oleh Frnsisco Madero, tuan tanah liberal dari Coahuila, yang – dalam deklarasi San Luis Potosi-nya – memangku kepresidenan sementara Meksiko dan merancang 20 November 1910 sebagai hari ketika orang-orang Meksiko bangkit dalam perlawanan bersenjata melawan diktator yang dibenci. Ini tampak paradoksal karenasebutan ini untuk prosedur-prosedur pemilihan yang lebih tertib melepaskan suatu badai ketidakpatuhan dan kekerasan yang menyapu seluruh Meksiko selama periode satu dekade penuh. Sebagai perbandingan dengan dengan gerakan revolusioner abad keduapuluh lainnya, Revolusi Meksiko tidak dipimpin oleh suatu kelompok yang diorganisir dalam suatu program pusat. Gerakan revolusioner lainnya tak membawa para partisipan dalam drama yang ternyata tak menyadari aturan dan garis mereka. Gerakan menyerupai suatu longsoran salju yang sangat besar, terutama:
tak bernama. Tanpa partai terorganisir yang memimpin kelahirannya. Tanpa intelektual besar yang menentukan programnya, memformulasikan doktrinnya,menguraikan objektivitasnya (Tannembaum, 1937, 115-116).
Pemimpin militernya:
adalah bocah-bocah yang heboh ... Revolusi menciptakan mereka, memberikan mereka arti dan dukungan. Mereka adalah instrumen gerakan; mereka tidak menciptakan itu, dan sedikit saja mampu membimbingnya (ibid.).
Revolusi bergerak tak teratur, dan di lain pihak juga dalam pimpinan banyak orang; ia dibawa dengan benteng-benteng kekuasaan dan selimut jerami serupa petani. Ketika itu berakhir, ia merubah karakteristik masyarakat Meksiko demikian besar. Lebih dari Revolusi lain di abad keduapuluh, oleh karena itu ia memberi kita pengetahuan mengenai kondisi-kondisi ketidakseimbangan yang mendasari epos revolusioner.
Tak lama kemudian dua wilayah partisipasi pedesaan menampilkan diri mereka sendiri,suatu wilayah selatan yang berpusat di Morelos dan wilayah utara berpusat di Chihuahua. Orang-orang selatan dipimpin oleh Emiliano Zapata, utara dipimpin oleh Doroteo Arango yang lebih dikenal dengan nama panggilan Pancho Villa.
Untuk memahami gerakan-gerakan ini kita perlu mengetahui lebih lanjut tentang asal-usul masing-masing wilayah mereka. Terdiri di daerah beriklim sedang, Morelos dengan dukungan agrikultur berperaian baik, pada tahun 1910 berkepadatan penduduk relatig tinggi sekitar enam puluh orang per mil persegi. Konsentrasi penduduk, sebaliknya, membantu mempertahankan adat-istiadat indian dan mempergunakan Nahuatl di sekitar orang-orang Indian. Perkampungan oang-orang Spanyol di wilayah itu jarang. Lembahnya menyokong eksplotiasi komersial penanaman kebun tebu yang terutama ditinggali secara besar-besaran oleh buruh budak Negro yang dihimpun dan dimiliki oleh tuan tanah kuat dan lembaga religius di sekitar Mexiko City. Komunitas Indian bertahan hidup di sekeliling bukit-bukit. Dengan undang-undang reformasi yang menghilangkan korporasi-korporasi pemilik tanahnya, bagaimanapun hacienda-hacienda milik pribadi mulai melampaui tanah-tanah gereja dan tanah-tanah Indian. Tujuan mereka tidak hanya mendapatkan lebih banyak tanah yang subur untuk tujuan produktif mereka, tetapi – bahkan lebih dari itu – untuk mengingkari tanah memadai milik penduduk pribumi. Awalnya mereka segan untuk memoderniasi teknik-teknik dan penanaman pada awal rejim Díaz, penanaman tebu Morelos didorong – melalui kompetisi – untuk memperbaiki tanaman mereka. Pada tahun 1880:
mesin pertama yang mempergunakan metode pemusing dipergunakan hacienda-haciend, dengan Santa Clara yang pertama mengerjakan prosedur modern ini. Peristiwa ini akan merubah secara radikal kehidupan Negara. Untuk menambah produksi gula para pemilik hacienda biasanya berusaha menambah lahan pengembangan dan untuk mengambil lahan ini memerlukan lahan tanah-tanah desa; pekerjaan irigasi membentang dan Admintrasi Umum memodifikasi pajak dan metodenya atas mereka. Dalam satu kata, itu bisa dikatakan bahwa pembukaan mesin modern membawa suatu perubahan lengkap, para tuan tanah menjadi makmur, perkebunan mereka menghasilkan untung yang lebih besar, Pemerintah meningkat pajaknya, hanya desa-desa didorong menyerahkan tanah dan pasokan air mereka. Perlahan-lahan mereka mulai menyusut, beberapa menghilang sama sekali, dan di sana tumbuh dengan hebat ketidakseimbangan sosial yang diperparah oleh Revolusi 1910 (Diez, 1967, 130).
Pada pergantian abad, Morelos betul-betul penghasil tebu terbesar secara keseluruhan di antara beberapa negara bagian Meksiko (Figueroa Domenech, 1899, I, 373-381).
Sementara hacienda-hacienda mengambil tanah Indian kapanpun dimungkinkan, bagaimanapun mereka tidak membawa kontrol pada sekeliling desa-desa Indian sendiri. Hal ini mungkin menyumbang fakta bahwa produksi tebu memerlukan pasokan besar buruh, tetapi secara musiman; jumlah besar pekerja dibutuhkan terutama pada periode panen yang pendek di antara dua dan tiga bulan setahun. Jadi mereka sungguh-sungguh berharap mempergunakan desa-desa Indian sebagai cadangan buruh, menarik mereka – ketika diperlukan – melalui mekanisme jeratan hutang. Mereka juga, bagaimanapun tetap merupakan kesatuan sosial yang secara lengkap kohesif, yang memiliki keuntungan suatu bangunan solidaritas sosial sepanjang periode waktu tersebut, ketika dibandingkan dengan organisasi lepas pekerja-pekerja hacienda yang seringkali ditarik dari desa-desa yang tak berhubungan.
Komunitas-komunitas ini juga sangat sadar akan kebebasan dan kepentingan mereka, kepentingan-kepentingan yang terdapat dalam perlawanan tegas atas pelanggaran batas yang dilakukan pemilik hacienda. San Muguel Anenecuilco misalnya, melewati pergantian abad, diupah banyak dan secara umum sukses berjuang secara legal melawan kekuasan superior para haciendado. Pertempuran ini dilakukan di bawah arahan dewan sesepuh komunitas. Pada tahun 1909, pertemuan seluruh anggota komunitas di bawah pimpinan dewan memilih suatu komite pertahanan. Kepala komite adalah seorang ranchero lokal bernama Emiliano Zapata. Semua anggota komunitas menyumbang pada kas bersama, dan Zapata dipercaya dengan menjaga dokumen legal komunitas bertanggal awal abad ketujuh belas. Ketika – pada permulaan musim hujan tahun 1910 – hacienda terdekat mulai menempati tanah komunitas yang telah siap ditanami jagung, Zapata mengorganisir sebuah kelompok terdiri dari delaan orang yang dibawa melalui operasi penanaman dalam rangka melawan hacienda. Tak lama kemudian, Villa de Ayala dan Noyotepec – dua komunitas lain – mulai menyumbang pada badan pertahanan Zapata. Setelah itu Zapata mulai terus mengambil tanah-tanah komunal yang ditempati hacienda-hacienda, menghancurkan pagar-pagar yang dipasang mereka, dan membagikan tanah ke desa-desa (Sotelo Inclán, 1943).
Secara historis, pemberontakan Zapata menampilkan analogi yang menarik dengan pemberontakan sebelumnya – di area yang secara umum sama – yang dipimpin oleh José María Morelos dari tahun 1810 sampai tahun 1815. Ini mungkin tidak kebetulan bahwa sejumlah nenek moyang Zapata ambil bagian dalam gerakan itu. Seperti Zapata, Morelos membuktikan diri sebagai seorang pemimpin gerilya kelas pertama. Seperti Zapata juga, wilayah operasinya tetap terkurung secara luas sampai wilayah paling utara pusat dataran tinggi.
Morelos tak memiliki pengaruh di wilayah agrikultur dan pertambangan utama dataran tinggi; ia berjuang di wilayah panas padifik; ia melancarkan gerak majunya dari perkampungan kecil, dan kemenangan-kemanangan terpentingnya: Tixtla, Taxco, Izucar, Tenancingo, walaupun mereka mengancam kota-kota Toluca dan Puebla tak pernah sungguh-sungguh bertanya pada nasib koloni (Zapala, 1940-41, 46).
Seperti Zapata sebelumnya, Morelos juga terpanggil untuk menghadang hacienda-hacienda dan pemulihan tanah pada komunitas-komunitas Indian. Seperti kaum Zapatista, akhirnya pemberontakan 1810 dipergunakan sebagai simbol wajah gelap Perawan Guadelupe sebagai pahlawan supernatural mereka. Para penulis telah membicarakan tentang kesetiaan “thaumatorgic” Morelos kepada Perawan Guadalupe. Bicara untuk menampilkan sekelumit kisah seorang Indian setelah Penaklukan Spanyol, Parawan Guadalupe datang melintasi abad untuk menampilkan kembali harapan orang-orang Meksiko untuk pembebasan supernatural dari Spanyol dan untuk kembali ke suatu masa keemasan (Wolf, 1958). Berbeda dari itu, kelompok yang pro-Spanyol mengambil si perawan putih Remedies sebagai supernatural mereka. Kaum Zapatista membawa citra Perawan Guadalupe di bendera-bendera perang mereka dan pada topi bertepi lebarnya, mensyahkan tuntutan mereka untuk kembali ke suatu masa agraris tempo dulu dengan simbol-simbol yang juga menjanjikan semacam kembalian ke suatu negara supernatural yang lebih murni.
Sementara perjuangan Zapatista memiliki asal-usulnya pada masalah-masalah lokal dengan orientasi petani yang sempit, ia tidak berkembang secara keseluruhan terisolasi dari gerakan lebih besar yang mulai mengguncang dasar-dasar tatanan sosial. Zapata sendiri tidak bertahan di tanah-tanah komunal pedesaan: ayahnya pemilik perkebunan kecil – Zapata seorang ranchero, keluarga tersebut dikenali dengan perjuangannya di masa lalu melawan kelompok konservatif di Meksiko dan melawan Prancis. Satu saudara kakek yang berperang bersama Morelos untuk perang kemerdekaan; isteri seorang pahlawan Morelian di pegunungan, Fransisco Ayala, mungkins eorang famili. Kakek dan ayahnya sebagaimana paman-pamannya dari pohak ayah, membantu Díaz melawan Prancis. Keluarga tersebut juga memiliki catatan mempertahankan wilayah melawan pendudukan para abndit. Lebih lanjut, Emiliano Zapata biasa berkuda: ia – sebagaimana Octavio Paz katakan – seorang “charro of charro”, seorang koboi di antara banyak koboi; akrab dengan kuda yang merupakan simbl dominan penguasaan yang diperkenalkan di negeri tersebut oleh orang-orang Spanyol, bukan dalam gaya orang desa tetapi sebagai seorang charro, dengan celana panjang ketat, sepatu besar, rompi pendek dan topi berpita emas yang besar. Seluruh jenderal-jenderal Zapatista menjiplak gaya berpakaiannya. Lebih lanjut, teman-teman dan keluarga di mana ia bersandar pada awal pemberontakannya juga merupakan penunggang kuda seperti dirinya. Dua ipar laki-lakinya; yang satu seorang muleteer, yang satunya lagi seorang pengurus kuda; saudaranya Eufemio seorang pedagang buah. Satu teman, Jesus Sánchez seorang ranchero; teman yang lain Dabriel Tepepa, seorang veteran perang melawan Prancis, pernah menjadi seorang mandor di hacienda terdekat. Tak benar juga Zapata tak membaca dan menulis; ia mengikuti sekolah selama dua tahun di Anenecuilco, cukup lama untuk dapat membaca surat kabar. Ia berpartisipasi pada kampanye politik yang tak berhasil di Morelos pada tahun 1909 yang menyetujui Jenderal Leyva melawan kandidat Porfirian dan mengenal Otilio Montaño, seorang guru sekolah yang radikal dari Ayala. Teman yang lain ialah penulis surat desa dan pengacara amatir, Pablo Torres Burgos yang biasa dipanggil “Little Inkpot”. Bagaimanapun, selama tinggal di Mexico City yang singkat ia bertemu dengan sejumlah intelektual, di sekitar mereka Díaz Soto y Gama yang menjadi ideolog pemberontakan Zapatista, Dolores Jiménez y Muro, seorang guru sekolah dan tiga bersaudara Magana, salah satunya Gildardo memainkan peran militer dan intelektual penting pada masa Revolusi. Peran ideologikal Montano ditampilkan oleh sebuah surat yang ditulis tahun 1909 pada Fransisco Bulnes dan diuraikan dengan kata-kata sendiri oleh penerima surat (1920, 406):
Aku tak percaya bahwa Revolusi Perancis telah dipersiakan dengan lebih berani dan lebih material untuk menghancurkan daripada orang-orang Meksiko yang masih dalam persiapan. Aku tak takut! Para pembicara untuk Leiva tanpa ragu-ragu dan rasa malu telah mengangkat spanduk suci perang orang miskin melawan orang kaya; segala sesuatu milik orang miskin sekarang ini; hacienda-hacienda dengan tanah dan air mereka, ternak dan padang rumputnya: para wanita yang terhormat dan kehidupan siapapun yang bukan Indian. Kejahatan telah diajarkan seperti sebuah Gospel baru, para tuan tanah dibunuh seperti ular berbisa, dipukul kepalanya dengan batu. Isteri dan anak-anak mereka milik rakyat, membalas dendam atas keberandalan yang tak terkendali dari pemilik hacienda, pemerkosa perawan rakyat. Kemurahan hati dan rasa kasihan dianggap sikap pengecut; siapa tak dapat membalas dendam bukan manusia, dan hanya seseorang yang tak akan menerima maaf bukan dari ayahnya layak membalas bagi dirinya sendiri. Hacienda-hacienda milik orang miskin karena dicuri dari mereka oleh orang-orang Spanyol. Ketika hitungan adil dibuat untuk upah harian milik rakyat dan mereka telah menerimanya dari pengekspoitasian mereka, pemilik hacienda kembali menjerat dengan hutang, bahkan ketika orang-orang miskin membayar pada hacienda-hacienda mereka. Inilah tema-tema pidato Leivista, diajari oleh Profesor Villa de Ayala, don Otilio Montaño yang mengajar di sekolah biasa, pada mimbar rakyat, maka mereka dapat mengajarnya pada orang yang buta huruf, orang berkulit gelap (zambos) dan petani, terpanggil bersama pada tahun 1908 untuk menyelamatkan revolusi dari penindasan, memilih – sebagaimana Montaño menginginkan dan mencapainya – Tlaltizapan sebagai “modal proletar Meksiko”.
Dengan demikian kita lihat pembentukan revolusi Zapatista memiliki dua unsu isyarat yang penting: satu, partisipasi intelektual-intelektual yang tak puas dengan ikatan urban, dan kedua, kepentingan kelompok petani yang membantu dengan penghasilan cukup yang mandiri untuk memulai aksi politik kemerdekaan berjalan. Idiom sindikalis-anarkis membantu sebagai pengikat di antara mereka. Dari Ricardo Flores Magón muncul slogan “tierra y Libertad”, pertama kali diucapkan oleh pemimpin anarkis dalam Regeneracion pada 19 November 1910 dan merupakan suatu suara yang manis untuk telinga orang-orang Indian yang telah bangkit mempertahankan dan memperoleh kembali tanah mereka. Redistribusi tanah telah dimulai ketika kepala komite pertahanan Anenecuilco, Zapata, membuatnya sebagai tujuan utama gerakannya. Dengan bantuan Díaz Soto y Gama, ia menyatakan pada bulan November 1911 dalam Plan de Ayala-nya:
ketahuilah: bahwa tanah, hutan dan air yang direbut oleh hacienda, Cientifico, atau caciwue-cacique melalui tirani dan hukum yang dapat disogok, akan dikembalikan dengan segera pada para pueblo atau penduduk yang memiliki hak atas kekayaan itu di mana mereka dirampok melalui keyakinan jahat para penindas. Mereka akan mempertahankan harta itu dengan semua biaya melalui kekuatan bersenjata.
Penting sebagai unsur ideologikal Zapatista ini, bagaimanapun gerakan itu sendiri terutama didasari oleh kaum petani; dan berjuang untuk mengakhiri pertanian. Keduanya merupakan keuntungan dan batas-batasnya. Basis Zapata adalah di desa-desa, di mana mereka akan kembali setelah pertempuran. Mereka berjuang dalam unit-unit tiga puluh sampai tiga ratus orang, mengenakan topi berpinggir lebar, sandal dan pakaian serta celana katun kepar putih. Di antara para pemimpin, ada sosok-sosok wanita yang sehebat para laki-laki, para coronela sebagus para coronel. Pasukan mereka bersifat sementara, mereka mempergunakan granat dan dinamit buatan tangan: senjata api dan kanon modern mereka dapatkan dari musuh. Mereka tak memiliki sistem pasokan yang terorganisir. Kedekatan mereka dengan Mexico City memungkinkan mereka merampok pasokan yang diperuntukan untuk ibu kota, atau mereka hidup dari tanah, khususnya dari hacienda-hacienda yang mereka rampas. Ketika mereka membawa kemenangan masuk ke Mexico City, anggota pasukan dengan rendah hati mengetuk pintu rumah tinggal untuk memintas sesuatu yang dapat dimakan. Tentara bertempur dengan baik di teritorinya sendiri, tetapi prajurit petani tak ingin bertempur di area-area yang tak akrab dengan mereka. Kapasitas militer mereka lebih bagus untuk bertahan daripada untuk menyerang; meskipun begitu mereka memperoleh beberapa keberhasilan penting melawan tentara pemerintah dan mengurung mereka di teluk selama setahun. tujuh puluh ribu anggota pasukan di tahun 1915, tentara Zapatista berkurang jadi 30.000 tahun 1916. Tahun 1919 mereka hanya tinggal 10.000 tentara (Chavalier, 1961).
Secara esensial pasukan menginginkan tanah; sekali mereka memperoleh tanah, semua isu lain tampak tak berharga dibandingkan dengan itu. Fokus tujuan sempit ini, bersama-sama dengan ketakinginan Zapatista memperluas operasi militer mereka keluar Morelos, membatasi seruan mereka pada orang-orang Meksiko lainnya yang tidak berada dalam latar belakang yang sama serta tidak dalam keadaan yang sama pula. Zapata, sebagai contoh, tak memiliki perhatian tentang perlunya (atau tertarik pada) pekerja industri dan tak pernah tahu bagaimana menarik dukungan mereka. Sama dengan itu, perjuangan petani di Morelos yang berperang melawan tuan tanah Meksiko tak melawan orang asing. Zapatista karena itu hanya memiliki sedikit pemahaman untuk perjuangan nasionalis Meksiko demi menegaskan integritas nasional Meksiko di dalam wajah pengaruh dan investasi asing (Katz, 1964, 226). Ketika Zapata mencapai wawasan itu, tahun 1917, sudah terlambat untuk mencegah kekalahan pada tangan orang-orang berpandangan lebih luas dan berkemampuan lebih besar dalam membangun koalisi-koalisi yang dapat terus bertahan.
Jantung kedua pemberontakan pedesaan berlokasi di Chihuahua dan memeroleh kepemiminannya dalam diri Pancho Villa. Chihuahua serupa dengan wilayah lain di utara, dengan mobilitas kerjanya yang tinggi di perkebunan-perkebunan, pertambangan dan jalan kereta api; menempatkan kelas atas bertambah dua kali lipat sebagai suatu elit industri dan komersial, pusat urbannya terdiri dari kelompok-kelompok pedagang kecil, profesional dan pemilik ranch. Kecenderungan memusatkan kepemilikan tanah, bagaimanapun telah mengganas di wilayah ini. Pada tahun 1910 tujuh belas orang memiliki dua sampai lima perkebunan besar; Keluarga Terraza tercatat sebagai pemilik lima juta hektar; 95,5 persen semua kepala keluarganya tak memiliki kekayaan pribadi dalam bentuk tanah (Lister dan Lister, 1966, 176; McBride, 1923, 154). Banyak ternak dijual ke Amerika Serikat; pertambangan perak berputar penuh; pembangunan jalan kereta telah menjadi dasar suatu jaringan yang menghubungkan kedua tempat itu (peternakan dan pertambangan) dengan pusat dan dengan Amerika Serikat. Kota-kota tumbuh dengan cepat. Meskipun mengekspoitasi tanah nyaris dengan sempurna, ia menghidupkan kelas menengah. “Perbedaan yang tajam yang tersisa dari Meksiko,” kata Michael C. Meyer,
pada dekade pertama abad keduapuluh, Chihuahua memiliki kelas menengah yang relatif besar terdiri dari pedagang, pengrajin, pekerja kereta api dan para pegawai. Ada beberapa fakta yang mengesankan bahwa kelompok kelas menengah ini menegakkan suatu kontak terbatas dengan rekanan mereka di Amerika Serikat dan – dalam mencaai ketegasan yang lebih baik dari sektor menengah wilayah utara Rio Grande – berhasrat untuk mmperbaiki mereka. Sebagai hasilnya, kelompok menengah di dalam negara khususnya rentan pada arus deras propaganda revolusioner yang memenuhi Chihuahua selama tahun-tahun terakhir kediktatoran Díaz (1967, 9).
Dua kategori rakyat yang lain dapat diperhitungkan untuk melengkapi dukungan terhada Revolusi. Yang satu adalah penduduk koboi, bekerja di ranch-ranch besar. Secara paradoksal, sementara jumlah ternak memperlihatkan suatu pertambahan yang kokoh, penjualan tak mengikuti pertambahan persediaan, dan beberapa area bahkan menderita kemunduran sementara. Ini mungkin memiliki akibat ekonomi di antara para koboi yang selalu bergerak, menunggang di atas kuda, yang dengan mudah dikerahkan untuk melawan para tuan tanah besar. Pada saat yang bersamaan, bagaimanapun mereka juga meremehkan para pengolah tanah dan tak memperlihatkan perhatian untuk menjadi petani yang menetap: melalu periode revolusioner salah satukarakteristik mereka yang terdepan akan menjadi ketakacuhan mereka pada masalah land reform. Terhubung pada golongan koboi yang juga merupakan kelompok nyata pelaku-pelaku ilegal yang penung sangkut-paut dengan penyelundupan, kehidupan bandit dan pencuri ternak yang berguna banyak dengan kegunaan kedekatan dengan Amerika Serikat sebagai suaka karena gerombolan mereka diperlengkapi oleh gunung-gunung dan padang pasir.
Sebuah laporan, ditulis dalam Zacatecas sekitar lima puluh tahun kemudian, memberi kita suatu gambaran sekilas pada gaya hidup kelompok-kelompok ini (dikutip dari Pimentel, 1866, 120-123):
ada kelas-kelas lain di ranch-ranch di mana seseorang tak dapat secara pantas disebut agrikulturalis dan yang karakter, pekerjaan, adat istiadat dan gaya hidupnya berbeda secara mencolok dari karakter dan adat istiadat petani.
Mereka terdiri dari berbagai kelompok sosial. Beberapa di antaranya:
merupakan pengrajin, biasanya terbelakang dalam teknik-teknik, atau para pedagang dengan modal kecil yang tinggal di hacienda-hacienda dengan atau tanpa izin pemilik. Mereka tinggal dalam perlawanan-perlawanan dan kebencian terhadap para pemilik tersebut, cenderung terlibat dalam perdagangan eceran, dan karena hal itu banyak tak diizinkan oleh para pemilik hacienda, mereka mulai berlaku curang, menundukkan seluruh penduduk negeri dengan kontrak-kontrak mereka yang kotor dan dengan nilai bunga yang tinggi. banyak di antara mereka juga jual-beli tembakau gelap; berhubungan dengan penyelundup; memasok penduduk pedesaan dengan kartu mainan dan minuman keras; membeli dari para koboi dan gembala ternak-ternak yang mereka curi dari para pemilik; mendirikan kedai minuman dan ruang judi di rumah-rumah mereka; memberikan pelayanan yang ramah bagi para pengembara dan bandit, dan akhirnya, berperilaku sebagai penerima barang curian, khususnya dalam hubungan dengan pencuri ternak. Ada yang dinamakan penyewa (arrendatarios) yang membesarkan sejumlah binatang, terutama bagal dan kuda, suatu pekerjaan yang membutuhkan sedikit kerja; mereka secara umum mengingkari sewa yang seharusnya mereka bayar untuk menggembalakan binatang mereka; mereka menolak memelihara dan menghabiskan hari-hari mereka seperti orang-orang Arab, menunggang kuda yang baik, menjelajahi padang pasir di pedesaan, atau berdebat dan bertarung di dusun-dusun kecil. Waktu senggang mereka, khususnya hari-hari libur, mereka gunakan untuk menari dan minum-minum dalam permainan taruhan dan sabung ayam di mana mereka melihat suatu pertunjukan yang menarik dan kuat. Para gembala ... hampir nomaden, dan di dalam kesunyian pedesaan yang mengelilingi diri mereka dari segala macam kejahatan dan perbuatan berlebihan. Mereka menyediakan bagi diri mereka dan keluarga mereka binatang-binatang terbaik yang mereka miliki di bawah perawatan mereka, dan juga mencurinya untuk dijual. Para koboi juga hidup dalam kehidupan sunyi seperti para gembala; selalu mengendarai kuda-kuda unggul, mereka berkuda melalui pedesaan mengajak kudanya berlatih. Semenjak upah mereka sangat endah, mereka jatuh pada hutang yang besar pada para pemilik hacienda, mencuri banyak kuda yang dipercayakan pada mereka dan secara umum menjualnya pada para penyelundup, atau pergi ke kota-kota besar dan hidup sebagai pengurus kuda atau pembantu. Di sana mereka membentuk hubungan dengan para pencuri dan penjahat profesional yang mendiami bagian kelas bawah kota-kota, dan karena mereka cakap mengurus kuda, akhirnya masuk ke dalam suatu kelompok pencuri.
Kondisi-kondisi militer Revolusi di wilayah utara dengan demikian mungkin sungguh-sungguh berbeda dengan yang berlaku di Morelos. Zapata yang bermarkas di suatu wilayah pertanian mampu dan ingin berperang di gunung-gunung, tetapi tak ingin meninggalkan gunung-gunung perkubuan mereka. Sebaliknya, pemberontakan di wilayah utara dapat dihitung dari besarnya pasukan kuda yang diambil dari para koboi dan bandit, dan karena itu mampu sejak awal menjelajah dalam operasi-operasi besar. Zapatista terbatas dalam kemampuan mereka memperoleh senjata dan dalam memasok markas mereka serta melindungi wilayah. Di wilayah utara mereka dapat menyita ternak dan kapas dan menjualnya di Amerika Serikat serta menukarnya dengan alat perang selundupan.
Pancho Villa sang pemimpin pemberontakan militer ini secara sempurna pantas untuk keadaan ini. Ia pernah menjadi seorang peon di hacienda dan terlibat dalam pembunuhan seorang pemilik hacienda yang diduga dibunuh dalam suatu balas dendam karena memperkosa seorang biarawati. Menempati bebukitan, ia menjadi seorang muleteer purna waktu, cakap membangun suatu jaringan besar hubungan-hubungan sosial, dan juga merupakan seorang bandit. Mencuri dari hacienda-hacienda besar, ia menjadi sosok legendaris di sekitar para peon, seorang Robin Hood yang mengambil dari orang kaya untuk diberikan pada orang miskin. Ketika Revolusi pecah ia dengan cepat menang karenanya dan menjadi salah satu pemimpin terpentingnya. Dipenjara oleh jenderal Huerta yang dipercaya mesin Díaz untuk memperbaiki gaya kediktatoran Díaz, ia bertemu di penjara dengan Gildardo Magana, intelektual Zapatista yang mengajarinya dasar-dasar baca-tulis serta memperkenalkannya dengan program agraria Zapata. Setelah berhasil melarikan diri dari penjara, ia mengerahkan suatu kekuatan berjumlah tiga ribu orang yang menjadi pangkal División del Norte-nya. Pada akhir tahun 1914 ia memegang kendali pasukan perang berjumlah empat puluh ribu orang (Quirk, 1960, 82). Friedrich Katz mengatakan tentang kekuatan mengagumkan tersebut bahwa ini lebih mirip “migrasi penduduk” daripada suatu pasukan perang:
para wanita dan anak-anak mengiringi para prajurit dan dihidupi oleh mereka. Tak ada yang lebih karakteristik dari pasukan perang revolusioner Meksiko daripada para soldadera, wanita-wanita prajurit yang berjalan dalam pasukan perang berjumlah ribuan (1964, 243).
Markas pemberontakan Villa adalah Chihuahua di mana ia menarik para pengikut awalnya di antara para koboi, peternak dan pemilik pertambangan. Ketika Villa mulai merampas kekayaan para tuan tanah Spanyol dan Cientifos, bagaimanapun hal itu tidak dibagi-bagikan pada para petani sebagaimana di wilayah selatan, tetapi dialihkan pada “negara” dengan ketentuan bahwa penghasilan yang diperoleh dari mereka akan dipergunakan untuk membiayai para janda dan anak yatim setelah perang. Meskipun ia sendiri bersimpati pada tuntutan Rencana Ayala yang diperkenalkan oleh kaum Zapatista, ia tak pernah memperkenalkan land reform lebih luas di area-area yang berada di bawah kontrolnya. Katz (1964, 237-238, 325-326) menganggapnya hal ini berasal dari sejumlah faktor: menyadari bahwa peternakan besar tak bisa dibagi lagi ke dalam bidang-bidang kecil yang dapat berkembang secara ekonomi; ternak diperlukan dalam jumlah besar untuk menyediakan komoditas di mana Villista dapat memperoleh pasukan dan senjata dari Amerika Serikat; dan kurangnya perhatian dari para koboi pada land reform secara khusus. Faktor yang menentukan, bagaimanapun mungkin adalah perkembangan suatu “borjuasi” baru di dalam pasukan utara itu sendiri. Banyaknya peternakan yang dirampas dengan cepat jatuh ke tangan-tangan para jenderal Villa yang mempergunakannya untuk menanggung suatu cara hidup kelas atas bagi mereka sendiri, jadi muncullah suatu kelompok bertanah yang hanya memikirkan diri sendiri. Mereka, tentu saja menentang land reform. Beberapa pengusaha tuan tanah militer baru ini bahkan masuk ke dalam aliansi biasa dengan pengusaha di Amerika Serikat dan mulai memperleh keuntungan dari perdagangan dan penyelundupan dengan Amerika Serikat. Di samping ternak-ternak wilayah utara, mereka juga mengontrol negeri kapas Laguna. Dengan demikian gerakan Villa tak pernah melakukan suatu land reform yang dapat terus berjalan, sangat berbeda dengan kaum Zapatista. pada tanggal 27 Maret 1915, delegasi Villa bernama Konvensi Revolusioner Aguascalientes bahkan mempertahankan “hak-hak tradisional abad sembilan belas tentang hak milik pribadi dan perorangan” (Quirk, 1960, 213) melawan kaum Zapatsta radikal. Mereka telah berbalik penuh.
Jadi, sementara pasukan Villa dan kekuatan Zapata merupakan intrumen dalam menghancurkan kekuasaan rejim Díaz dan penerusnya Victoriano Huerta, mereka sendiri tak sanggup menentukan langkah-langkah untuk melembagakan suatu pemerintahan baru di Meksiko. Zapata, karena ia tak sanggup melebihi tuntutan petani revolusionernya, berkonsentrasi di wilayah sempit Meksiko, dan Villa merasa bagga dengan peperangan, tetapi tak memahami urgensiurgensi sosial dan politik. Simbol dari tindakan tragis kedua kelompok ini adalah pertemuan bersejarah mereka di Mexico City pada akhir 1914 ketika mereka merayakan persaudaraan mereka tetapi tak dapat menciptakan suatu mesin politik yang dapat memerintah negeri. “Baik Pancho villa maupun Emilio Zapata,” kata Pinchon dalam biografi Zapata-nya (1941, 309),
– tipikal para regionalis tanpa pengalaman dalam ruang nasional – tak hanya menolak kontrol segala jenis tetapi merasa diri mereka tak perlu melengkapi lebih banyak dari menetapkan perlindungan sementara untuk suatu bentuk pemerintahan revolusioner. tetapi tak ada orang dari kaliber yang tepat untuk muncul sebagai presiden. Di atas Palacio Nasional tergantung sebuah tanda sayu: “Dicari – seorang yang jujur.”
Dengan demikian suatu kekuatan ketiga kemudian muncul memecahkan jalan buntu ini, yakni pasukan Konstitusionalis yang hanya berkekuatan dua puluh enam ribu orang. Terdiri dari suatu koalisi di antara dua sayap, sebuah sayap liberal yang berorientasi pada reformasi politik dan sayap radikal yang bermaksud untuk melakukan reformasi sosial. Sayap liberal dipimpin oleh Venustiano Carranza dan sayap radikal dipimpin oleh Alvaro Obregón. Masing-masing tergambar dalam sosoknya suatu orientasi sosial yang mempengaruhi mereka dari asal-susulnya yang berbeda. Carrenza, seperti Madero, seorang tuan tanah. Di bawah Díaz ia menduduki sejumlah posisi minor, termasuk sebagai senator. Ia bergabung dengan gerakan Madero dalam rangka memperoleh penegakan kembali jaminan konstitusional dan kemerdekaan federal. Pengikutnya menciptakan:
kaum liberal kelas menengah yang sama, anggota dewan bergaya Madero, dan cita-cita mereka pun juga sama: memastikan bahwa kontrol politik Meksiko tetap di tangan kelas menengah negara. Orang-orang carranza merupakan para federalis ... troglodyte-troglodyte di pertengahan abad keduapuluh: mereka membayangkan bahwa masalah-masalah Meksiko dapat dipecahkan oleh suatu rangkaian tindakan yang salah di abad yang lalu (Quirk, 1953, 509-510).
Tak sama dengan Madero, Carranza telah menyadari bahwa penegakan kembali jaminan konstituasional yang formal akan meninggalkan suatu langkah yang menggema, lama seperti mesin Díaz – sipil dan militer – meninggalkan suatu posisi kekuasaan. Ia telah mengingatkan Modero bahwa pemusatannya yang ekslusif pada kebebasan formal akan berarti kematian Revolusi. Ia dengan demikian mempergunakan pandangan reformasi politik Madero, tetapi suatu reformasi politik yang dilengkapi dengan gigi. Ini membawanya berjuang melawan mesin Díaz yang sekarang dipegang oleh Victariano Huerta. Namun ia berharap menciptakan suatu negara yang tak akan kembali pada sentralisme despotis Díaz, atau juga ke arah reformasi sosial yang tentu seperti diusulkan kaum radikal.
Anarki dan sentralisme, bagi kaum liberal, merupakan musuk-musuh utama revolusi Carrancista. Anarki menjelma dalam petani radikal yang bergarap merubah revolusi politik menjadi suatu gerakan revolusi sosial berkarakter kekerasan. Dan sentralisme menjelma dalam rejim lama dan para pengikut Huerta. Kaum liberal memiliki suatu jalan tengah: mereka ingin menciptakan suatu republik federal dan demokratik, di mana kelas menengah akan memainkan peran pemimpin (1953, 511).
Kaum radikal, bagaimanapun memiliki suatu orientasi yang berbeda dan taat pada keinginan yang berbeda pula. banyak di antara mereka datang dari Sonora dan Sinaloa, wilayah utara Meksiko; Sonora dan Sinaloa sama-sama memiliki karakteristik provinsi wilayah utara-tengah yang kering seperti Chihuahua, tetapi dengan suatu perbedaan penting. Di Sonora dan Sinaloa, juga tumbuh perkebunan-perkebunan besar. Pada tahun 1910 ada 265 kepemilikan yang lebih besar dari 1000 hektar di Sinaloa, 3 di antaranya lbih besar dari 10.000 hektar; 94,7 persen kepala keluarganya tak bertanah. Di Sonora, 77 kepemilikan terdiri masing-masing lebih dari 1000 hektar, tujuh buah lebih besar dari 10.000 hektar. Persentase kepala keluarga tak bertanah terhitung 95,8 persen (McBride, 1923, 154). Dengan datangnya jalan kereka api, bagaimanapun banyak tanah-tanah ini menjadi di bawah kontrol perusahaan-perusahaan Amerika Serikat; “Jalan kereta api sebetulnya melayani dengan lebih baik sebagai sebuah pipa saluran dari pedalaman Meksiko ke pasar-pasar Amerika Serikat daripada berfungsi sebagai suatu perangsang pasar dan pembangunan ekonomi dalam negeri” (Cumberland, 1968, 217). Pada tahun 1902 perusahaan-perusahaan Amerika Serikat memiliki lebih dari sejuta hektar di Sonora; di Sinaloa mereka memiliki 50 persen lembah-lembah produktif dan 75 persen dari seluruh tanah beririgasi, di mana tebu, kapas, dan sayur-mayur segera dibawa ke pasar (Pfeifer, 1939, 384). Penambahan komersialisasi pada saat yang sama juga telah menimbulkan sekelompok kecil kelas menengah yang didorong oleh hubungan dengan Amerika Serikat dan terus berlawanan atas pengaruhnya. Ia juga hidup dalam kompetisi yang terus bergerak dengan pedagang-pedagang Cina yang datang mengontrol banyak perdagangan lokal. Salah satu babak pertama Revolusi akan mengeluarkan orang-orang Cina dari negara (Cumberland, 1960). Namun juga lebih banyak kelas menengah yang berkarakter pedesaan daripada di bagian lain di Chihuahua.
Obregón dengan baik menggambarkan orientasi pedesaannya. Ayahnya seorang pemilik ranch mandiri yang kehilangan kepemilikannya karena banjir dan serangan Indian. Si anak berturut-turut menjadi seorang mekanik, pedagang keliling untuk seorang pembuat sepatu, seorang mekanik di pabrik gula, seorang pemilik perkebunan yang menanam buncis di atas tanah sewaan dan penemu penanaman buncis mekanik yang dengan segera diadopsi seluruh wilayah Sungai Mayo. Ia belajar sendiri bicara Mayo dan Yaqui. Seorang pembaca surat kabar Flores Magón Regeneración sejak 1905, ia mendudukung revousi Madero dan pada tahun 1912 mengumpulkan sekitar tiga ratus pemilik ranch seperti dirinya untuk memasuki suatu pasukan tempur yang kemudian dikenal sebagai Batalion Orang Kaya (Dillon, 1956, 262). Ia seorang Sosialis yang Pandai, tetapi mendukung legislasi nasionalis dan reformasi agraria dan buruh yang pada suatu waktu akan mengurangi gangguan Amerka Serikat, memecah kekuasaan keluarga-keluarga pemilik tanah luas dan memperbesar kesempatan kerja dan jenis pekerjaan di pasar bagi kelas menengah.
Untuk menyatakan tuntutan radikal mereka atas land reform dan reformasi buruh, kaum Zapatista dan Villista telah mengadakan suatu konvensi yang didominasi oleh para anarkis dan sosialis retorik. Diadakan tidak di dalam akhir yang menentu bagi liquidasi sistem latifundia, mengembalikan tanah pada komunitas-komunitas Indian, nasionalisasi tanah-tanah yang dimiliki para musuh Revolusi dan orang asing, suatu program land reform; suara yang terdengar menyebut undang-undang pembatasan jam kerja, melindungi para pekerja wanita dan anak-anak, asuransi kecelakaan industri, serta mendirikan koperasi dan bantuan kemasyarakatan bersama, pendidikan sekuler, pembentukan peraturan-peraturan dan hak mogok. Sementara para pembicara merupakan intelektual yang lebih radikal seperti Diaz Soto y Gama, Miguel Mendoza López, dan Pérez Taylor, selegasi merupakan bagian dari para jenderal revolusioner pasukan Villa dan Zapata, kapten-kapten petani dan pasukan-pasukan koboi. Diberkahi dengan gelar militer oleh Revolusi, mereka tidak secara umum militeris, tetapi hampir selalu merupakan “para pemimpin gerombolan petani yang berdiri untuk semacam land reform” (Quirk, 1953, 505). Kaum liberal di dalam koalisi konstitusional mendengarkan permohonan ini dengan kengerian. Mereka:
menolak untuk menerima kedaulatan konvensi ketika mereka menyadari bahwa organisme ini didominasi oleh Villista dan Zapatista, atau – lebih dari itu – oleh para radikal, oleh gembel Revolusi. Mereka berpikir bahwa stabilitas tak akan pernah dicapai jika kendali pemerintahan ditempatkan di tangan kaum radikal. Para konstitusionalis dikontrol di sisi lain oleh berbagai orang dan pengacara yang berpengalaman dalam seni memerintah. Carranza pernah menjadi senator dan gubernur. Palavicini, Marcías, Cabera dan Rojas pernah menjadi anggota kongres selama administrasi Madero. Di sini yang bekerja adalah orang-orang yang seperti pengacara, bukan para jenderal (Quirk, 1953, 506).
Mereka menentang reformasi:
Karena kelas menengah telah mengambil alih pemerintahan – dan rejim Carranza seluruhnya bergaya liberal dan sipil – mereka pikir bahwa reformasi sosial dari suatu yang lebih maju pada periode itu akan berakhir dalam penghancuran dan kedamaian berlalu. Jika luapan Revolusi dibiarkan meluas, unsur-unsur kelas menengah akan kehilangan kontrol atas pemerintahan, membiarkan para pemimpin masa radikal yang disorder lepas kendali (1953, 518).
Dengan berjalannya kejadian-kejadian, bagaimanapun menjadi terang bahwa akan terjadi reformasi. Para radikal tidak hanya ada di pasukan-pasukan Konvensi tetapi juga di dalam kekuatan Konstitusionalis itu sendiri. Sejak awal, Obregón dan pengikut-pengikutnya mengerti bahwa mereka hanya dapat menghadapi Villa dan Zapata dengan menjanjikan reformasi sosial yang terus berjalan. Argumen mereka mulai memperoleh kekuatan ketika rejim Konstitusionalis didesak oleh sukses berkelanjutan dari kemajuan-kemajuan Villa dan Zapata di tahun 1914 dan 1915. Di awal tahun 1915 Carranza mulai membuat pernyataan samar-samar untuk menyetujui reformasi sosial dari Veracruz. Pada bulan Agustus 1914 Obregón telah membuka kembali Casa del Obrero Mindial di Meksiko, dan pada pertengahan bulan Februari 1915 organisasi sosial ini menandatangani perjanjian dengan Carranza yang berjanji untuk menyediakan batalion “merah” melawan Villa dan Zapata. Pada tahun 1915 jenderal Konstitusionalis Salvador Alvarado memasuki Yucatan dan menghapuskan ikatan hutang di dalam negeri. Akomodasi-akomodasi demikian dengan sangat besar membantu kaum Konstitusionalis menimbulkan dan menarik banyak simpatisan.
Metode kaum Konstitusionalis dengan baik digambarkan dengan invasi Yucatan. Sejak pertengahan abad kesembilan belas, khususnya setelag 1978 ketika perkenalan mesin penuai McCormick memberikan pertumbuhan pasar benang ikat bungkusan di Amerika Serikat. Pada tahun 1900 industri Yucatecan (orang-orang Yucatan) melaju dengan baik melalui mekanisasi dengan pemarut uap air yang dipergunakan di lebih dari lima ratus hacienda. Pasar secara luas dikontrol International Harvester melalui perwakilan Yucatecan-nya yang segera membuat petani yucatecan terjerat hutang. Buruh untuk industri yang tumbuh diperoleh melalui suatu sistem luas melalui jeratan hutang ini yang meliputi antara setengah dan sepertiga penduduk semenanjung berbahasa Maya untuk bekerja di hacienda-hacienda. Buruh Maya ditambahkan dengan pengenalan oleh buruh-buruh Cina dan Korea, dan oleh suku Yaqui yang dikembalikan dari Sonora ke Yucatan setelah pemberontakan terakhir mereka. Pada tanggal 8 Juni 1910 terjadi suatu pemberontakan di kota pantai timur Valladolid, yang samar-samar menyetujui reformasi politik Madero; mereka dipatahkan dengan darah dingin (Berzunza Pinto, 1956). Pada tahun 1911 mengalami kenaikan kecil di daerah pedalaman. Namun oligarki Porfirian sungguh-sungguh menyisakan kontrol atas negara. Pada bulan Februari 1915, sebuah pasukan Konstitusionalis wilayah selatan yang dipimpin oleh Jenderal Salvador Alnarado mendarat di Yucatan dan mengalahkan pasukan bersenjata lokal yang dikirim untuk melawannya. Alvarado dengan segera memulai memutuskan mengakhiri peonage, mengumumkan undang-undang kerja, memprakarsai pendidikan sekuler dan lebih lanjut pemerintahan sendiri perkotaan. Ia juga mengembangkan organisasi buruh dan membentuk suatu komisi untuk mengawasi penjualan sisal. Produk ini memberikan suatu sumber pajak yang menguntungkan untuk kaum Konstitusionalis yang sejak permulaan Perang Dunia I telah menanamkan suatu premi pada pasukan Yucatecatan. Untuk mempertahankan aliran pemasukan ini, Alvarado tidak mengubah pola kepemilikan dan kontrol di dalam industri sisal. Pemberontakan petani yang mengganggu seperti mengibarkan bendera para pemberontak di Temax dipenjarakan (Berzunza Pinto, 1962, 295). Namun resolusi reformasi “dari atas”-nya Alvarado menemukan suatu gema luas di wilayah bagian lain Meksiko di mana peon-peon dengan semangat menunggu saat-saat pembebasan mereka.
Demikian keberuntungan-keberuntungan lain bertambah bagi tentara Konstitusionalis. Hanya menguasai posisi pinggiran di dalam negeri, di Gul Coast dan jauh di barat laut, meskipun begitu mereka mengontrol sumber penghasilan yang dapat berubah menjadi dolar untuk membeli senjata: Tampico memberikan minyak yang terus bertambah, Yucatan punya sisal. Veracruz, sebuah gerbang yang mudah untuk masuk dari laut, memberikan pemasukan melalui bea cukai. Ini menarik untuk dicatat dalam hal ini berapa banyak kemenangan strategi menyerupai kesuksesan strategi yang mengikuti Benito Juárez dalam perjuangannya melawan kaum konservatif dan kemudian melawan Prancis. Gunanya Veracruz di dalam pengaruh, memberinya ruang untuk mencegah konsolidasi musuh-musuhnya di pusat. Lebih lanjut, Carranza dan Obregón tahu bagaimana mengemudian bagian tengah yang cerdik di antara tuntutan Amerika Serikat dan Jerman, segera dalam pecahnya perang besar. Di mana Zapata memiliki pemahaman mengenai hubungan internasional, dan Villa terang-terangan pro-Amerika, Konstitusionalis dapat memainkan peran nasionalis, mengambil suatu posisi independen di antara dua kubu saingannya. Akhirnya, kepemimpinan Obregón terbukti lebih superior atas Villa. Nasib Villa ditutup tahun 1915 dalam pertempuran Cayala di mana pasukan Obregón yang lebih kecil memenangkan hari itu oleh kembalinya kegemaran Villa untuk melakukan sebuan dengan pasukan kavaleri dan infantri Obregón menyerang menggunakan kesempatan mereka. Infantri Konstitusionalis yang berkubu dengan baik dilengkapi dengan senjata mesin, memotong serbuan Villa sehingga tercerai-berai. Obregón “telah belajar dari perang Eropa di mana villa rupanya tidak mempelajarinya – serangan bergerombol tak akan berhasil melawan parit-parit perlindungan, senjata mesin, dan kawat berduri” (Quirk, 1960, 224). Dalam pengakuannya sendiri, Villa kehilangan enam ribu orang yang terbunuh di Celaya. Mayat-mayat, kata seorang peneliti Amerika pada saat itu, “bertaburan di kedua sisi jalan setapak sejauh mata dapat memandang” (J.R. Ambrosins, dikutip dari Quirk, 1960, 225). Pada tanggal 19 Oktober 1915, Amerika Serikat memutuskan mengakui Carranza. Perang revolusioner berlanjut, tetapi Villa tak pernah ditemukan lagi dari angin derita di Calaya, dan Zapata mendapatkan dirinya semakin terisolasi di gunungnya dengan sangsi.
Ketika air pasang berpaling mendukung Konstitusionalis, bagaimanapun sayap liberal di dalam koalisi juga mulai mengingkari janjinya untuk reformasi. Pada bulan Januari 1916 Carranza sekali lagi membubarkan batalion-batalion merah dan mengeluarkan Casa del Obrero Mundial dari bagian Mexico city Jockey Club (sekarang Sanborn Jockey Club) di mana mereka telah menempatkan diri. Pada bulan Agustus 1916 ia merasa cukup kuat untuk mengancam hukuman mati bagi para pemogok di industri-industri yang mempengaruhi kesejahteraan umum. Namun para Carrancista dengan jelas memerangi suatu aksi pasukan belakang di dalam kekuatan mereka sendiri. Di satu sisi, mereka tak dapat terus membuat takut pada para pemimpin militer di dalam pasukannya sendiri yang telah memperoleh kekuatan pada keberhasilan berkelanjutan dari perkara Konstitusionalis. Kabinet Carranza sama sekali dibangun dari orang-orang sipil yang tak dapat takut pada bahaya aliansi mereka dengan Obregón yang lebih radikal. Di sisi lain mereka merasa berkorban pada prinsip-prinsi mereka sendiri. Ketika mereka mengeluarkan panggilan untuk suatu majelis Konstitusional di Querétaro pada akhir tahun 1916, mereka melarang kehadiran tak hanya orang-orang Huerta dan Katolik, tetapi juga pengikut Villa dan Zapata.
Namun kaum liberal mengijinkan politikus-politikus regional untuk mendominasi hasil pemilihan. Demikianlah para pemimpin lokal dipilih, banyak dari mereka para kepala suku yang sederhana, orang-orang yang - seperti kaum konvensionis, petani-petani radikal, dengan jelas menghasilkan bahwa, dari awal, mimpi suatu konvensi dan konstituso liberal divonis mati (Quirk, 1953, 525).
Konstitusi yang dihasilkan membosankan terbitan para radikal. Pendidikan sekuler, pemisahan Gereja dari negara, likuidasi latifundium dan land reform, perluasan wakil buruh, dan penonjolan hak pemerintah atas sumber-sumber penghasilan di dalam negeri semuanya ditulis ke dalam ketetapan konstitusional yang menjadi undang-undang tanah. Pada saat itu nasib Revolusi juga ditentukan. Zapata sendiri dikhianati dan diserang serta dibunuh pada tahun 1919. Carranza kehilangan kekuasaan dan dibunuh pada tahun 1920: Obregón mengikutinya ke dalam kepresidenan dan kepemimpinan di suatu masa paska revolusioner yang stabil. Meksiko menjalankan perubahan dan reformasi. Pancho Villa membuat perdamaian dengan Obregón di tahun 1920 dan mundur ke sebuah perkebunan di Chihuahua, di mana ia dibunuh pada tahun 1923. Revolusi mungkin telah menelan sebanyak dua juta jiwa (Cumberland, 1968, 241, 245-246). Namun dengan semua kengeriannya, ia menjadi dasar bagi suatu Meksiko baru yang - secara paradok – sekali lagi prinsip-prinsip yang dikalahkan menjadi penunjuk bagi pemenang. Demikian dikatakan Robert Quirk,
Zapata yang tak jelas secara militer tak berguna, menyelesaikan hal itu dalam kematiannya apa yang ia tak dapat dimenangkan ketika hidup. Jiwanya tak mati, dan di dalam putaran nasib Meksiko yang asing, tak masuk akal, tapi menyeluruh, ia menjadi pahlawan terbesar Revolusi. Di dalam hagiografi Revolusi caudillo Morelos meneruskan menunggang komando sucinya ... (1960, 292-293).
Reformasi sendiri dimulai dengan beragam pasang-surut selama periode dua puluh tahun. Memerlukan waktu lama bagi Revolusi Meksiko menetapkan programnya, maka memerlukan waktu yang lama pula bagi program yang abstrak menjadi kenyataan institusional. Penghapusan peonage menciptakan kondisi legal bagi mobilitas buruh yang bebas, tetapi tak ada redistribusi tanah umum. Komunitas-komunitas Indian yang telah memperoleh kembali tanah mereka dari perkebunan-perkebunan besar dengan kekuatan senjata – sebagaimana di Morelos – diizinkan mempergunakannya, dan komunitas-komunitas yang memiliki kepemilikan jelas atas tanah diizinkan memperolehnya kembali, tetapi land reform yang masif menunggu datangnya rejim Cardenas tahun 1934. Wakil buruh meletakkan sejumlah pengaruh politik pada genggaman suatu gerakan persatuan dagang yang membesar, tetapi menerima suatu suara politik yang lebih kuat hanya jika ditukar dengan dukungan politik pada pemerintahan baru. Pada saat yang sama, di bawah Obregón dan Calles penggantinya, pemerintahan perlahan-lahan mengkonsolidasi dirinya di dalam kekuasaan melalui sejumlah tantangan militer dari pemimin-pemimpin tentara sebesar dari pemberontak-pemberontak pedesaan di barat-tengah Meksiko yang muncul untuk mempertahankan hak-hak istimewa gereja melawan wakil-wakil yang anti hal itu. Pada tahun 1919 Calles mengorganisir kelompok Revolusioner Nasional. Pada awalnya tak lebih dari sebuah koalisi para jenderal dan pemimpin politik yang mengerti bahwa mereka akan tercerai-berai jika mereka tidak bergantung bersama-sama, hal ini kemudian menjadi alat politik yang fleksibel yang membolehkan sejumlah wakil dari berbagai kelompok kekuatan politik yang memadai untuk membuat suara mereka terdengar di departemen-departemen pemerintahan. Reformasi yang hati-hati dan konsolidasi politik, kembali membuat pemerintahan lebih mampu dan mau menantang perusahaan-perusahaan minyak predator Amerika dan Inggris yang beroperasi di tanah Meksiko, dan melalui tantangan terhadap perusahaan-perusahaan milik orang asing juga mengundang pertanyaan pengaruh asing di Meksiko secara umum. Namun tantangan pertama ternyata tak cukup kuat dan mundur kembali sebelum pihak asing menekan balik. Calles yang mengikuti Obregón sebagai boss “keluarga revolusioner” yang tak perlu lagi dipertanyakan pada masa itu (1928-934), membalik tren ke arah reformasi dan nasionalisme. Reformasi tanah dan kerja menjadi suatu perhentian, modal asing sekali lagi menyokong modal orang Meksiko, dan Meksiko bergerak ke arah kerjasama yang lebih erat dengan Amerika Serikat.
Mundur, bagaimanapun memberi kekuatan yang diperbaharui untuk mendorong reformasi. Konsesi untuk modal asing dan pada Amerika Serikat membangkitkan reaksi luas nasionalis, diperkuat oleh pengaruh depresi yang meluas tahun 1929. Jenderal Lazaro Cárdenas , yang menggantikan Calles tahun 1934, membuka gerbang pintu air untuk memulai land reform dan organisasi buruh dalam suatu skala yang masif. Cardenas melakukan apa yang tak dicoba oleh pemimpin Meksiko sebelumnya: ia membongkar kekuatan politik para pemilik hacienda, dan mendistribusikan tanah-tanah hacienda pada para petani. Sebelum Cardenas, sekitar 17 juta acre tanah telah diredistribusi, selama enam tahun masa jabatannya secara keseluruhan telah mencapai 41 juta acre. Banyak dari tanah ini diberikan pada komunitas-komunitas desa di bawah bentuk-bentuk komunal yang tetap (ejidos). Organisasi buruh tumbuh dengan cepat. Modal orang Meksiko sekali lagi melampaui modal asing; kapitalis Meksiko menjadi antusias mendukung rejim. Ladang-ladang minyak yang kaya di pesisir timur Meksiko diambil alih, dan pemegang saham asing dicabut pengaruhnya di dalam manajemen sistem jalan kereta api nasional. Mobilisasi petani dan buruh industri yang luas di persatuan agraria dan industrial memberi pemerintah dengan suatu instrumen kekuatan politik yang besar di dalam konfrontasi internalnya dengan pemilik hacienda dan di dalam perjanjian eksternalnya dengan pemerintah asing, khususnya Amerika Serikat. Partai pemerintah memperoleh kekuatan melalui masuknya wakil petani dan buruh baru di dalam pembuat keputusannya.
Tahun-tahun Cardenas (1934-1940) dengan demikian menjadi dasar bagi suatu kemajuan bisnis dan industri Meksiko yang penuh gairah, khususnya di periode menyusul akhir Perang Dunia II. Namun kemajuan yang tajam di satu sektor mengundang lagi perhatian pada stagnasi bagian lain masyarakat. Percepatan industrialisasi telah menghasilkan suatu elit insudtri dan komersil yang kuat dengan koneksi-koneksi pemerintah yang luas. Land reform sekali lagi menjadi anak tiri: kepemilikan tanah pribadi melebihi penetapan tanah komunal dan surplus uang masuk ke industri, perdagangan dan pertanian komersil mandiri lebih daripada ke dukungan finansial untuk program ejido. Sementara industri dan urbanisasi tumbuh dengan cepat, pedesaan sekali lagi tertinggal di belakang, menguatkan kembali jurang antara Meksiko Yang Berpunya dan Meksiko Yang Tak Punya, mempergunakan istilah yang dibuat sosiolog Pablo Gonzáles Casanova, Modal asing sekali lagi masuk ke dalam negeri. Partai pemerintah telah menjadi semacam instrumen kontrol sebagaimana suatu instrumen perwakilan. Kelompok-kelompok kepentingan – yang diorganisasikan ke dalam asosiasi-asosiasi formal petani, pekerja, usahawan, militer, birokrasi dan profesional – dihubungkan pada kelompok-kelompok teritorial di dasarkan pada negara-negara feserasi Meksiko. Hubungan ini menciptakan suatu ekslusif yang kuat, di mana mereka mampu membuat kelompok kepentingan melawan unit-unit teritorial dan kelompok kepentingan melawan kelompok kepentingan yang lain. Hasil akhirnya melahirkan kesamaan yang kuat terhadap struktur negara korporat fasis Italia dan Sapanyol, sekalipun dengan retorika keadilan sosial dan sosialisme, menyebabkan beberapa intelektual Meksiko mengatakannya sebagai suatu Porfiriato baru.
Dengan begitu Revolusi Meksiko menghasilkan, pada saat itu, suatu kekuatan yang baru dan stabil dari kontradiksi-kontradiksi dan pertentangan-pertentangan yang berjenis-jenis di masa lalu. Undang-undang reformasi pertengahan abad sembilan belas membantu mengembalikan kekayaan pribadi atas tanah sebagai suatu cara menanggung pertumbuhan perkebunan-keluarga; tetapi tanah yang begitu bebas dari halangan sosialnya hanya memperkuat pertumbuhan latifundium. Dengan demikian perkebunan-perkebunan besar yang haus tanah mendorong lebih kuat melahap komunitas-komunitas Indian dan perkebunan-perkebunan kecil yang tersisa. Perkebunan besar dengan buruh terikatnya juga berdiri di dalam perbedaan yang jelas pada pertumbuhan industri dan jasa transportasi yang diisi oleh buruh-buruh bebas yang bagaimanapun, belum menerima perlindungan dari perwakilan buruh di legislatif. Pertentangan ini juga membuat diri mereka merasakan ketegangan di antara pinggiran selatan – dengan komponen Indian yang kuat yang diorganisasikan ke dalam komunitas-komunitas korporat – dan pinggiran utara – yang semakin berorientasi ke arah komersialisasi dan birokrasi yang semakin keras. Kelompok kekuatan tengah ini didukung oleh suatu kebijakan komersialisasi dan industrialisasi tetapi cara-cara ini hanya menguntungkan elit kecil, sementara calon-calon kekuatan baru dan kelompok kepentingan baru dilepaskan oleh proses yang tidak diakui oleh pemeriksa maupun perwakilan. Perbedaan mencolok dengan revolusi-revolusi lainnya yang kita akan ertimbangkan – khususnya Rusia, Cina dan Vietnam – Revolusi Meksiko tidak dipimpin oleh suatu partai revolusioner yang terorganisir ketat dibantu dengan suatu visi akan masyarakat baru. Sementara beberapa tema ideologis terdengar selama perang – apakah terhubung sengan seruan anarkisme atau dengan Perawan Guadalupe – semuanya bisu di dalam orkestra umum kekerasan. Kembali dalam perbedaan-perbedaan dengan kasus-kasus lain, pergolakan revolusioner Meksiko seluruhnya internal. Akhir dari suatu kekuasan asing yang mencampuri secara masif dan sekaligus di dalam urusan-urusan Meksiko hampir lima puluh tahun sebelum Revolusi; adalah suatu episode singkat intervensi Amerika Serikat melalui pendaratan di veracru tahun 1914 yang ternyata hanya sebuah gangguan kecil. faksi-faksi yang bersaing untuk kekuasaan yang muncul dalam masalah cara perjuangan, lebih sering muncul sejak awal. Keberhasilan pertama hanya datang pada gerilya petani Morelos dan pasukan koboi di utara; tetapi akhirnya kemenangan diberikan pada suatu elit yang telah menciptakan suatu pasukan yang aktif, yang mendemonstrasikan kecakapan birokratik, dan mengkonsolidasi kontrolnya atas sektor ekspor ekonomi vital. Elit ini juga membuktikan cukup flesibel untuk menjalankan reformasi petani dan buruh yang dituntut oleh jenderal-jenderal revolusioner di dalam suatu kebijakan yang lebih besar dari kemajuan ekonomi nasional, sama dengan kepentingan kelas menengah wirausahawan dan profesional. Hasilnya membentuk suatu eksekutif pusat yang membantu perkembangan kapitalis, tetapi dalam suatu posisi untuk menyeimbangkan tuntutan petani dan buruh industri melawan para penguasa dan kelompok kelas menengah. Dalam perkembangannya suatu sistem politik asosiasi-asosiasi fungsional yang memotong unit-unit teritorial di dalam suatu kelompok pejabat yang melingkar, sistem politik Meksiko akhirnya mereproduksi kembali, di dalam keadaan sejarah dan politik yang berbeda, beberapa aspek “hierarki paralel” yang – sebagaimana akan kita lihat – memerankan peran penting dalam gerakan revolusioner Cina dan Vietnam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang menulis komentar yg tidak senono dengan etika merusak moral dan berbau SARA.