Kehidupan mengalirkan rasa,
Jiwa melayang ungkap makna sesama
Rasa cinta hanya tertuang pada-Nya
Abdi diri suka cita sesame untuk-Nya
Duka lara seyum muka tawa dalam coba
Ketetapan-Nya terbaik dalam jalani makna
Sematkan ruh Illahi dalam dekapan
Cintai sesame, musuh, lawan untuk ciptakan damai dunia
Serukan cintai tauhid untuk insane menembus surga
Kesunyian…
Hembusan angina memanggil menumpahkan rasa
Jiwa kejar cita ungkap masa
Takdir lara dalam rasa bahagia
Sukma ungkap rahasia Pencipta untuk hamba
Tebarkan keabadian sesama
Waktu berlari kian nampak bayang
Batang usia terasa makin tinggi
Bekal keabadian bertambah
Pandangan masa depan kian jelas
Tumpuan cita makin terasa
Pijakan jiwa kian dalam
Kebaikan semua rasakan
Tempat harum tercium
Akankah tercipta surga dunia untuk menyatu pada-Nya
Kepada indahnya malam
Diiringi bulan yang ditebarkan bintang-bintang
Insane memantapkan hati dan pikiran keagungan Illahi
Kapan mensyukuri dengan penghambaan totalitas?
Agar tercipta sifat Illahi untuk sesama dan alam
Tiga puluh hari lebih sudah kita lewati
Saat akhir-akhir bulan suci akan usai sudah
Sudahkah kita menginternaslisasi puasa karna Tuhan?
Makin sholehkan kita dalam ibadah dan laku?
Makinkah kita cintai musuh-musuh kita?
Makinkah kita sayangi orang-orang yang benci terhadap kita?
Makinkah kita berguna untuk sesama?
Makinkah kita selaras dengan alam?
Makinkah kita ridha dengan kehidupan kita?
Makinkah kita kita tebarkan cahaya Illahiuntuk sesama dan alam?
Makinkah kita ikslas dengan segala perbuatan kita?
Meningkatkah dan lompatan quantum kebajikan kita?
Dapatkah malam mulia kita peroleh?
Pastaskah kita mendapatkan wisuda mutaqin dari Tuhan?
Trus gimanakah kita melihat wajah Mu Illahi yang ku rindu?
Akankah kita jumpa dengan ramadhan lagi..
Pergi…
Menjauh melintas ruang waktu
Seyap sepi hati teriakan kata serta derai air mata
Khan kah bersua bulan yang dinanti
Muslim bergembira peroleh takwa
Perayaan memaafkan sesame dalam cinta
Pengiringan gema takbir menggema menembus dewala kehinaan
Ketika suatu dosa menjadi biasa
Maka hidup khan tak bermakna
Tumpuan langkah tersauk-sauk oleh kehinaan
Diri berdiri tegak jatuh tersungkur
Ingatan Illahi menambah beban diri dalam lampur hitam dosa
Kebiasaan alamiah dan intuisi inderawi kuasai hati
Akal tunduk emosi nafsu meledak dasyat
Dosa mengalir derasnya menembus dewala hamba
Tersadarkan kehinaan datang dan terus datang
Akal bertanya kapankah intuisi indrawi akan hilang
Penghambaan totalitas pada Illahi
Mengapa terulang kesalahan-kesalahan yang sama?
Menjadikan tak pantas disebut sebaai insane yang beragama
Akankah sinar dan air salju sucikan diri menghilangkan intuisi inderawi
Ku tunggu belaian Tuhan untuk secinakan kehinaan kenistaan
Tapi akankah diri pantas untuk itu semua?
Jika tidak ampuni salah serta hilangkan intuisi inderawi ini
Agar dapat memberi makna diri dalam proses makna hidup
Totalkan hamba hanya pada-Mu
Gerak langkah piker jiwa serta intuisi jadi ruh Illahi dalam diri.
Terimakasih cinta untuk segala
Telah kau berikan pada ku
Kesempatan merupakan raihan
Harapan tentag mimpi-mimpi indah
Menembus langit ruang waktu
Pelukan kehangatan sinar keabadian surga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang menulis komentar yg tidak senono dengan etika merusak moral dan berbau SARA.