MAO ZE-DONG
5
Oktober 1928
I. SITUASI POLITIK DALAM NEGERI
Rejim raja perang-raja perang baru Kuomintang
yang sekarang ini masih tetap merupakan rejim klas komperador di kota-kota
klas gembong lalim setempat dan ningrat jahat di desa-desa, suatu rejim yang
keluar menyerah kepada imperialisme dan ke dalam mengganti
rajaperang-rajaperang lama dengan rajaperang-rajaperang baru, serta melakukan
penghisapan ekonomi dan penindasan politik yang lebih kejam lagi daripada
yang sudah-sudah terhadap klas buruh dan klas tani.Revolusi burjuis demokratis
yang dimulai dari provinsi Kuangtung telah sampai di tengah jalan diserobot
pimpinannya oleh klas komprador dan klas gembong lalim setempat dan ningrat
jahat dan segera dialihkannya ke jalan kontra-revolusi; di seluruh negeri kaum
buruh, kaum tani, rakyat biasa lainnya dan bahkan burjuasi
1) masih tetap berada di bawah
kekuasaan kontra-revolusioner, tidak memperoleh pebebasan politik dan ekonomi
sedikitpun.
Leon Trotsky
Perdebatan mengenai “seni murni” dan seni bertendens sering terjadi diantara kaum liberal dan kaum “populis”. Permasalahan tersebut bukanlah persoalan kita. Dialektika materialis berdiri di atas ini; dari cara pandang proses historis yang obyektif, seni selalu merupakan pelayan sosial dan berdasarkan sejarah selalu bersifat utilitarian. Seni memberikan alunan kata yang dibutuhkan bagi suasana hati yang samar dan kelam, mendekatkan atau mengkontraskan pikiran dan perasaan, memperkaya pengalaman spiritual individu dan masyarakat, memurnikan perasaan, menjadikannya lebih fleksibel, lebih responsif, memperbesar volume pemikiran sebelumnya dan bukan melalui metode personal yang berdasar pada pengalaman yang terakumulasi, mendidik individu, kelompok sosial, kelas dan bangsa. Dan apa yang disumbangkannya tersebut tidak dipengaruhi oleh permasalahan apakah seni tersebut muncul di bawah bendera seni yang “murni” ataupun yang jelas-jelas bertendensi pada kasus tertentu.